Kamis, 28 Mei 2020

Mendikbud Nadiem Makarim Beri Klarifikasi Jadwal Masuk Sekolah Dimulai Juli 2020

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) Nadiem Makarim akhirnya beri klarifikasi soal isu jadwal masuk sekolah mulai Juli 2020.

Sempat beredar isu bahwa sekolah 
Jadwal masuk sekolah dikabarkan akan mulai dibuka pada Juli 2020 mendatang.

Terkait isu itu, Mendikbud Nadiem Makarim langsung memberikan klarifikasinya.

Nadiem Makarim menegaskan, keputusan jadwal masuk sekolah akan bergantung pada pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Pernyataan ini disampaikan Mendikbud dalam Rapat Kerja secara telekonferensi dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ( DPR RI), di Jakarta, Rabu (20/5/2020).

"Harus diketahui bahwa Kemendikbud sudah siap dengan semua skenario.

Kami sudah ada berbagai macam.

Tapi tentunya keputusan itu ada di dalam Gugus Tugas, bukan Kemendikbud sendiri," ujar Nadiem Makarim menegaskan.

Dikutip dari rilis resmi Kemendikbud, Mendikbud Nadiem menyampaikan, "Jadi, kami yang akan mengeksekusi dan mengoordinasikan."

Nadiem menjelaskan ada banyak faktor menjadi pertimbangan pembukaan kembali sekolah pascakebijakan belajar dari rumah sebagai bagian dari PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) guna menahan laju perluasan pandemi Covid-19.

"Tapi keputusan kapan, dengan format apa, dan seperti apa, karena ini melibatkan faktor kesehatan, bukan hanya pendidikan, itu masih di Gugus Tugas," tambahnya.

Terkait adanya berbagai kabar beredar di masyarakat bahwa Kemendikbud akan membuka sekolah pada awal tahun ajaran baru di bulan Juli secara tegas disampaikan Mendikbud Nadiem Makarim tidak benar.

"Kami tidak pernah mengeluarkan pernyataan kepastian, karena memang keputusannya bukan di kami.

Jadi mohon stakeholders atau media yang menyebut itu, itu tidak benar," tegas Nadiem Makarim.

Seusai rapat kerja Mendikbud menambahkan bahwa di banyak negara, awal tahun ajaran baru relatif tetap.

Adapun demikian, penyesuaian metode belajar disesuaikan dengan kondisi dan status kesehatan masyarakat di masing-masing wilayah.

"Kemendikbud menilai saat ini tidak diperlukan adanya perubahan tahun ajaran maupun tahun akademik.

Tetapi metode belajarnya apakah belajar dari rumah atau di sekolah akan berdasarkan pertimbangan gugus tugas," tutur Mendikbud.

Jakarta Masuk 13 Juli

Wilayah Provinsi DKI Jakarta yang dipimpin Gubernur Anies Baswedan berencana memulai kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021, yakni pada 13 Juli 2020.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan, rencana itu disusun dengan mempertimbangkan penerapan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB) dalam rangka mencegah penularan Covid-19.

"Hari pertama sekolah dengan mempertimbangkan kebijakan, baik pemerintah pusat maupun daerah, yang kami siapkan 13 Juli," ujar Nahdiana dalam video rapat pimpinan yang diunggah di akun YouTube Pemprov DKI, Jumat (15/5/2020).

Nahdiana berujar, Dinas Pendidikan telah menyusun tiga skema belajar di sekolah yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2020/2021.

Pertama, hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan semua siswa belajar di sekolah.

Kedua, hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan sebagian siswa belajar di sekolah.

Ketiga, semua sekolah dibuka dengan sebagian siswa belajar di rumah.

"Kami lakukan ini semua dengan mengikuti kebijakan pemerintah apabila PSBB ini telah dibuka kembali, maka kami bersiap untuk kembali sekolah dengan rancangan-rancangan yang kami buat dengan beberapa alternatif," kata Nahdiana.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah pada tahun ajaran baru akan mempertimbangkan kesiapan fasilitas sekolah untuk mencegah penyebaran Covid-19 hingga lokasi sekolah.

Perubahan Kebijakan

Masa darurat Covid-19 yang mengharuskan semua guru dan siswa belajar dari rumah nyatanya tak sekadar mengubah lokasi dan metode belajar. Lebih besar dari itu, Covid-19 telah mendorong banyak pihak melakukan perubahan dalam dunia pendidikan di Indonesia hanya dalam hitungan bulan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) telah melakukan berbagai penyesuaian pembelajaran selama masa pandemi.

Salah satunya mendorong guru untuk tidak fokus mengejar target kurikulum semata selama masa darurat, melainkan juga membekali siswa akan kemampuan hidup yang sarat dengan nilai-nilai penguatan karakter.

Tujuannya, agar pembelajaran jarak jauh tidak membebani guru dan orangtua, terutama siswa sebagai sosok penting dalam pendidikan.

Penyesuaian tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di lingkungan Kemendikbud, serta Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan.

“Kami mendorong para guru untuk tidak menyelesaikan semua materi dalam kurikulum,” papar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim pada acara media briefing Adaptasi Sistem Pendidikan selama Covid-19, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (14/5/2020), seperti dilansir dari laman Kemendikbud.

Yang paling penting, lanjut Nadiem, adalah siswa masih terlibat dalam pembelajaran yang relevan seperti keterampilan hidup, kesehatan, dan empati.

Dalam acara kerja sama antara Kementerian Luar Negeri, Kemendikbud, dan Ketua Tim Pakar Penanganan Covid-19 itu, Nadiem juga mengatakan, sebagai salah satu cara untuk mengatasi keterbatasan sarana pembelajaran, Kemendikbud pun menggagas Program Belajar dari Rumah (BDR) di TVRI.

Tayangan tersebut merupakan salah satu alternatif belajar yang diberikan Kemendikbud untuk membantu banyak keluarga yang memiliki keterbatasan pada akses internet.

Dengan begitu, harapannya anak-anak memperoleh stimulus untuk terus belajar di rumahnya masing-masing.

Tidak sampai di situ saja, serangkaian kebijakan lain pun dikeluarkan Kemendikbud menyikapi perkembangan penyebaran Covid-19, seperti pembatalan ujian nasional (UN), penyesuaian ujian sekolah dan pendekatan online untuk proses pendaftaran siswa.

Selain itu, dibuat pula kebijakan penyesuaian pemanfaatan bantuan operasional sekolah (BOS) dan BOP yang fleksibel untuk memenuhi kebutuhan sekolah selama pandemi.

Sedangkan bentuk relokasi sumber daya yang sudah dilakukan Kemendikbud hingga kini yaitu Program sukarelawan mahasiswa kedokteran dan kesehatan yang telah terkumpul lebih dari 15.000 relawan di seluruh Indonesia.

Lalu, mengaktifkan fasilitas medis universitas di seluruh Indonesia sebagai Covid-19 Test Center, 18 laboratorium dan 13 rumah sakit untuk perawatan pasien.

Termasuk, mengalokasikan asrama pusat pelatihan kementerian untuk karantina yaitu di LPMP dan P4TK di seluruh Indonesia dan realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 405 miliar.


Selasa, 26 Mei 2020

Disdikpora Buleleng Gelar Kontes Inovasi Online


Ditengah mewabahnya Covid-19 tidak mengurungkan niat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng untuk menggelar ajang kompetisi. Kompetisi bertajuk “Kontes Inovasi Pengelolaan Sekolah Tahun 2020” ini menyasar semua kepala sekolah jenjang SMP/MTs Negeri dan Swasta se-Kabupaten Buleleng.

Untuk mengindahkan anjuran Pemerintah tentang penerapan social distancing, seluruh rangkaian kegiatan lomba ini dilakukan secara online. Pendaftaran peserta dijadwalkan sampai minggu ke-2 bulan Mei, pengumuman finalis minggu ke-4, dan pelaksanaan final minggu ke-5 Mei 2020.

Pengiriman karya tulis beserta kelengkapannya dapat melalui email: kontesinovasi@yahoo.com atau melalui pengisian formulir lewat link:

Pelaksanaan kompetisi yang menantang pengelola sekolah untuk melakukan berbagai inovasi bidang pendidikan ini didukung penuh oleh MKKS SMP Kabupaten Buleleng dan RRI Singaraja. Dalam hal ini, RRI Singaraja berpartisipasi dalam mempublikasikan kegiatan secara luas termasuk memfasilitasi kegiatan final yang direncanakan dilakukan melalui video conference yang juga disiarkan melalui udara secara interaktif. Dengan cara demikian, bukan hanya juri, masyarakat umum pun dapat berpartisipasi mengajukan pertanyaan kepada penyaji.

Secara garis besar lomba ini bertujuan untuk memotivasi kepala sekolah melakukan berbagai inovasi, menginventarisir praktik-praktik terbaik yang dilakukan sekolah, mempublikasikan, dan mengimbaskan kepada sekolah lainnya.

Terkait hal tersebut, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng, Made Astika menegaskan bahwa gagasan-gagasan inovatif yang berhasil sebagai pemenang diharapkan dapat menginspirasi kepala sekolah lainnya untuk berbuat hal serupa.

“Tanpa inovasi hanya diperoleh hasil yang biasa saja, tetapi dengan inovasi berpeluang diperoleh hasil yang luar biasa,” jelas Astika, Rabu (29/4/2020).

Hal senada juga disampaikan Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan, I Made Kawiarsa. Melalui kontes inovasi ini juga akan terjaring peserta terbaik yang akan mewakili Buleleng dalam lomba serupa di tingkat regional maupun nasional.

“Kontes ini selain untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam pengelolaan sekolahnya juga dalam rangka menyiapkan kandidat peserta lomba serupa di tingkat yang lebih tinggi,” ucap Kawiarsa.

Sementara itu, ketua II panitia lomba, I Gusti Agung Oka Yadnya, merinci persyaratan peserta sebagai berikut: (1) masih aktif dalam jabatan kepala sekolah sampai akhir tahun 2020, (2) pangkat dan golongan minimal III/c, (3) pendidikan minimal Diploma IV (D-IV) atau Sarjana (S1), dan (4) masa kerja sebagai kepala sekolah minimal 2 tahun.

Lebih lanjut, inisiator kompetisi ini menyebutkan bahwa ada lima kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah, yaitu kompetensi manajerial, supervisi, kewirausahaan, kepribadian, dan sosial. Semua itu harus dikuatkan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka peningkatan kemampuan pengelolaan sekolah. Apalagi pada masa PSBB seperti sekarang, semua kepala sekolah harus berinovasi dan berkreativitas agar proses pembelajaran tetap terlaksana sesuai situasi dan kondisi saat ini.

Semua kreativitas yang dilakukan sekolah harus terprogram, terukur, dan berkesinambungan. Terobosan yang diambil itulah perlu ditulis dalam bentuk laporan best practices atau artikel yang dapat diikutsertakan dalam kompetisi seperti ini.

Ada dua kategori dalam Kontes Inovasi Pengelolaan Sekolah Tahun 2020 ini, yakni best practices dan artikel ilmiah. Perbedaannya terletak pada format penulisan karya tulisnya, sedangkan persamaannya adalah sama-sama hasil penelitian lapangan (field research).

Setelah penilaian karya tulis akan ditetapkan sejumlah finalis. Penentuan finalis sepenuhnya berdasarkan nilai karya tulis, sedangkan penentuan juara mengacu pada gabungan nilai karya tulis dan presentasi. Diambil masing-masing 3 pemenang setiap kategori, yang disiapkan hadiah berupa uang (dana apresiasi) dan seluruh peserta lomba berhak atas piagam penghargaan.
Sumber: rri.co.id

Senin, 25 Mei 2020

Transisi Normal Baru dalam Pendidikan

New Normal Di Beberapa Negara

“We sense that ‘normal’ isn’t coming back, that we are being born into a new normal: a new kind of society, a new relationship to the earth, a new experience of being human.”

Charles Eisenstein

Bahwa setiap orang telah mendorong adanya perubahan yang dibuat untuk pendidikan di Indonesia untuk waktu yang lebih lama. Walaupun untuk mewujudkan perubahan itu tidaklah mudah. Merevitalisasi pendidikan di Abad ke-21 merupakan suatu kebutuhan, bahkan suatu keharusan. Setelah arus RI 4.0 dan Society 5.0 melanda Indonesia dan secepat itu Pandemi Covid-19 datang tiba-tiba menggegerkan dunia, tak terkecuali Indonesia. Manusia sebagai subjek dan objek perubahan tidak bisa tinggal diam. Setiap manusia harus melakukan perubahan, jika tidak, maka keadaan akan memaksa manusia untuk berubah. Dengan demikian kehadiran Normal Baru menemui relevansinya.

Normal Baru dalam pendidikan menghendaki kita untuk belajar meninggalkan apa yang telah kita ketahui, misalnya; barisan-barisan bangku, tas-tas yang berat bebannya, kuliah umum, ujian nasional, dan komunikasi orangtua-guru yang jelek serta banyak lainnya yang menjadi stereotype Normal Lama. Dengan kita telah belajar meniadakan semuanya itu, dan merancang perubahan yang sesuai dengan tuntutan jaman dan standar baru, berarti kita dapat menegakkan Normal Baru dalam Pendidikan.

Ketika akhir-akhir ini kita langsung memasuki cara belajar melalui Daring dengan segala keterbatasannya, maka secara tidak langsung kita sudah memasuki Normal Baru dalam Pendidikan. Sistem pembelajaran Daring merupakan sesuatu yang esensial untuk terjadinya aktivitas belajar, walaupun tidak bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan, sehingga sejumlah aktivitas pendidikan lainnya tidak harus berhenti. Untuk itu sangat diperlukan pendefinisian Normal Baru dengan indikator utama dan parameter yang disepakati.

Menurut Kamalludeen, R. M, (2020), ada 4 aspek untuk menfasilitasi transisi ke Normal Baru dalam Pendidikan. Pertama, perubahan ruang belajar - dari ruang publik - ke ruang personal. Artinya bahwa daripada pergi ke sekolah atau universitas yang menjanjikan aktivitas belajar, sekarang yang terjadi bahwa belqjar sapat berlangsung di rumah  dan di ruang/kamar pribadi anak. Belajar dilakukan melalui alat-alat personal tanpa harus pergi ke suatu tempat. Yang terjadi adalah adanya perubahan interaksi sosial, dari yang sifatnya fisik ke yang virtual. Interaksi dan komunikasi terjadi antara anggota komunitas belajar, baik antara teman sekelas atau seangkatan maupun antara siswa dengan guru atau mahasiswa dengan dosen. Perubahan yang terjadi hanya pada saluran berkomunikasi.

Kedua, perubahan metode atau cara pembelajaran, dari satu metode pembelajaran untuk semua siswa, ke metode pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa (kolektif) atau individual. Selama ini dalam satu kelas memperoleh materi ceramah yang sama, mengerjakan tugas di sekolah/ruang yang sama, dan menyelesaikan pekerjaan rumah yang sama pula. Akhir semester mereka dievaluasi dengan alat penilaian yang sama. Normal Baru menghendaki model dan materi pembelajaran berdasarkan kemampuan individu yang dapat memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan keunikan dan kecepatannya. Tujuan pembelajaran untuk semua siswa sama, tetapi setiap siswa dapat menyelesaikan kurikulum dengan kecepatan yang berada dan sumber belajar yang berbeda juga. Mungkin seorang anak cocok belajar dengan menggunakan video, tetapi anak yang lainnya lebih cocok dengan buku teks, dan seterusnya.

Ketiga, perubahan tanggung jawab dalam proses pembelajaran. Bertumpu pada partisipasi aktif anggota keluarga. Belajar berlangsung di ruang pribadi, di rumah anak sendiri. Anggota keluarga menjadi agen aktif dalam proses pembelajaran. Seluruh anggota keluarga bisa bertindak sebagai fasilitator, memberikan bimbingan dan bantuan untuk terjadinya  proses pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Walaupun guru selalu dapat menyampaikan pelajaran dan materi belajar secara online, belajar tetap membutuhkan interaksi dengan dunia nyata. Pada saat itulah anggota keluarga bisa membantu anak mengenali lingkungan. Dukungan dari anggota keluarga memberikan keyakinan kepada siswa bahwa belajar itu penting sekali.

Keempat, perubahan evaluasi belajar - dari ujian akhir/sumatif ke ujian formatif. Ujian akhir/sumatif diyakini tidak sepenuhnya mewakili semua aspek yang harus dinilai. Untuk lebih detilnya justru ujian formatif, yang tidak hanya dibatasi pada penguasaan teori tapi juga praktek. Tidak hanya dibatasi aspek kognitif, tapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Dengan memperhatikan kelebihan antar sistem evaluasi, maka sistem evaluasi pembelajaran Normal Baru cenderung melihat penilaian formatif lebih diutamakan.

Dengan memperhatikan empat aspek yang terkait dengan transisi Normal Baru dalam Pendidikan, maka diyakini betul bahwa keberlangsungan praksis pendidikan tidak bisa lepas dari peran teknologi, terutama teknologi informasi. Sementara itu kondisi geografis dan sosio-kultural bangsa Indonesia serta kemampuan dan dukungan  infrastruktur masih di bawah 50 persennya. Jika pembelajaran Daring akan menjadi andalannya, maka proses pendidikan yang bermutu belum bisa menjangkau semua institusi pemdidikan dan semua siswa/mahasiswa.

Demikianlah akhirnya untuk mewujudkan transisi Normal Baru dalam Pendidikan sangatlah dibutuhkan penguasaan dan pemahaman visi bersama, serta perspektif yang sama terhadap praksis dan perilaku  pendidikan. Dengan begitu sangat diperlukan konvensi baik pada tataran nasional maupun lokal yang menjadi rujukan dan mengikat pada semua stakeholder pendidikan. Kecepatan transisi Normal Baru dalam pendidikan sangat tergantung pada gaya kepemimpinan dan partisipasi aktif semua stakeholder dalam membangun pendidikan bermutu. (*)

*) Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat, Dewan Pakar Psyco Education Centre.

Sabtu, 23 Mei 2020

Nadiem: Tunjangan Guru Aman


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memastikan tunjangan profesi guru pendidikan tidak terimbas kebijakan pemotongan anggaran dan realokasi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2020.

Selain itu, perubahan Pagu Anggaran ini juga tak memengaruhi anggaran Kartu Indonesia Pintar, bantuan kepada perguruan tinggi swasta, serta penyediaan sarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK), menurut Nadiem.

"Karena ini berhubungan dengan kesejahteraan para murid dan mahasiswa, dan kemampuan mereka untuk terus bersekolah, terus kuliah selama krisis COVID-19 ini," ujar Nadiem, dalam rilis yang diterima Tirto, Jumat (22/5/2020).

"Dalam kondisi krisis ini tunjangan profesi guru juga masuk kategori yang sama, tidak ada perubahan anggaran, pemotongan anggaran, dan bantuan kepada perguruan tinggi swasta tidak ada pemotongan," imbuh Nadiem.

Pemotongan anggaran, menurut Nadiem dilakukan pada kegiatan pendukung dan manajemen yang dinilai tidak relevan lagi di era darurat COVID-19 merupakan sumber pemotongan terbesar.

"Yaitu perjalanan dinas, rapat-rapat dan acara-acara yang tidak dapat dilakukan di berbagai macam direktorat jenderal maupun badan-badan," ujar Mendikbud.

Pemotongan anggaran Kemendikbud tahun 2020 ini sebesar Rp4,9 triliun. Sebelumnya Anggaran Kemendikbud Tahun 2020 sebesar Rp75,70 triliun menjadi Rp70,72 triliun.

Dalam paparannya, Mendikbud menjelaskan secara umum terjadi penurunan anggaran di setiap unit utama (eselon I) Kemendikbud mencapai Rp4,984 triliun. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2020 dan realisasi anggaran (cut off) program prioritas/kegiatan yang dilikuidasi.

Berikut rinciannya:

- Sekretariat Jenderal berkurang Rp707 miliar menjadi Rp22,788 triliun;

- Inspektorat Jenderal berkurang Rp36 miliar menjadi Rp221,823 miliar;

- Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah berkurang Rp980 miliar menjadi Rp6,050 triliun;

- Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan berkurang Rp251 miliar menjadi Rp934,997 miliar;

- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa berkurang Rp100 miliar menjadi Rp516,162 miliar;

- Kemudian Ditjen Kebudayaan berkurang Rp410 miliar menjadi Rp1,804 triliun;

- Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan berkurang sekitar Rp1,075 triliun menjadi Rp3,593 triliun;

- Ditjen Pendidikan Tinggi berkurang Rp385 miliar menjadi Rp32,002 triliun;

- Ditjen Pendidikan Vokasi berkurang Rp1,172 triliun menjadi Rp7,790 triliun;

- Ditjen PAUD Dikmas yang saat ini tidak terdapat lagi struktur organisasinya sesuai perubahan nomenklatur pada Perpres 82 Tahun 2019 tentang Kemendikbud sebesar Rp133 miliar.
Sumber: tirto.id

Kamis, 21 Mei 2020

Krishna tentang Kaliyuga



Pandawa menyambut Krishna

Yudhistra memerintah Hastinapura dengan bijaksana setelah perang Kurukshetra. Suatu hari, Krishna mengunjungi Hastinapura. Yudhistra sedang berada di pengadilan dan empat Pandawa lainnya berbicara dengan Krishna.

“Krishna, sekarang dharma menang atas kejahatan. Bagaimana di jaman Kaliyuga nantinya? Akankah Dharma bertahan di sana sejak awal? Bagaimana kehidupan orang-orang akan terpengaruh di Kaliyuga tanpa Dharma? "- tanya Arjuna.

“Oh, tidak mudah untuk dijelaskan. Lebih baik biarkan aku menunjukkan kepadamu semua tentang kehidupan orang-orang di jaman Kaliyuga. ”- mengatakan demikian, Krishna mengambil busur dan merangkai empat anak anak panah dan menembakkan mereka ke empat arah yang berbeda. “Sekarang, kalian masing-masing pergi dan bawakan satu anak panah kepadaku.” - Krishna tersenyum dan memerintahkan para Pandawa. Masing-masing dari mereka pergi ke empat arah yang berbeda untuk mencari anak panah.
Ketika Arjuna mengambil anak panah, dia mendengar suara yang sangat manis. Dia mendengar burung cuckoo bernyanyi dengan suara menawan. Terpesona, dia berdiri mendengarkan seluruh lagu burung cuckoo. Ketika dia mencari burung cuckoo, dia terkejut melihat burung cuckoo bernyanyi dan pada saat yang sama memakan daging kelinci hidup. Kelinci menangis kesakitan. Dia heran melihat tindakan seperti itu. Dia meninggalkan tempat itu bertanya-tanya mengapa burung cuckoo itu melakukan sesuatu yang kejam.


Orang berikutnya yang mencari anak panah adalah Bhima. Bhima mengambil anak panah tempat lima sumur berada. Satu sumur tersebar luas di tengah dikelilingi oleh empat sumur. Keempat sumur itu dipenuhi dengan air yang sangat manis seolah-olah mereka tidak mampu menahan air itu, tetapi yang mengejutkan, sumur besar di tengah itu benar-benar kosong. Bingung melihat pemandangan itu, Bhima pergi ke istana.
       
Nakula, yang telah menemukan anak panah ketika kembali ke istana melihat seekor sapi yang akan melahirkan. Dia menunggu untuk melihat kondisi sapi dan anak sapi setelah kelahiran. Setelah melahirkan, sapi itu mulai menjilat anak sapi. Namun yang mengejutkan, sapi itu tidak berhenti menjilat. Itu terus menjilati bahkan setelah anak sapi bersih. Dengan susah payah, orang-orang memisahkan anak sapi dari induknya. Tetapi pada saat mereka mengeluarkan anak sapi dari sisi induknya, anak sapi itu terluka parah. Nakula bertanya-tanya tentang perilaku seperti itu dari hewan yang begitu tenang. Dia kembali ke istana merenungkan perilaku sapi itu.
         
Sahadeva, ketika dia mengambil anak panah yang jatuh di dekat gunung dia melihat sebuah batu besar jatuh. Batu itu jatuh dengan kecepatan penuh. Tak terkendali itu menghancurkan segala sesuatu di jalan. Tetapi batu itu dihentikan oleh sebuah tanaman kecil ketika sedang menggelinding. Sahadeva terpana melihat pemandangan itu. Batu besar yang meremukkan pohon-pohon besar dan menghancurkan bebatuan menjadi terhenti oleh tanaman kecil! Dia bergegas menuju istana untuk bertanya tentang alasan tindakan seperti itu.

Keempat Pandawa kembali ke istana dan menjelaskan apa yang telah mereka lihat saat mereka mengumpulkan anak panah. Mereka semua terdengar terkejut, bingung, kaget, dan meminta penjelasan dari Krishna.

Krishna tersenyum dan mulai menjelaskan kepada para Pandawa. "Arjuna, apa yang kamu lihat adalah bagaimana hubungan antara para Pendeta dan Bhakta pada jaman Kaliyuga. Para pendeta akan memiliki suara yang sangat manis dan pengetahuan yang luar biasa tetapi mereka akan mengeksploitasi para penyembah seperti yang dilakukan burung cuckoo terhaadap kelinci. "

Dia berbalik ke arah Bhima dan berkata-  Bhima, apa yang kamu lihat adalah bagaimana kekayaan akan berada di jaman Kaliyuga. Orang miskin akan hidup di antara orang kaya. Orang kaya akan memiliki kekayaan dalam jumlah besar yang akan terus meningkat dan meluap tetapi mereka tidak akan menawarkan satu sen pun kepada orang miskin. Mereka akan menghamburkan uang untuk diri mereka sendiri karena mereka memiliki lebih dari apa yang mereka butuhkan tetapi mereka tidak akan membagikannya kepada mereka yang membutuhkan dan menderita. Persis seperti bagaimana empat sumur meluap sementara yang tengah kosong. ”

        
Krishna menatap Nakula. “Nakula, apa yang kamu lihat adalah bagaimana hubungannya dengan keluarga. Begitulah hubungan orang tua dan anak-anak. Di Kaliyuga, orang tua akan sangat mencintai anak-anak mereka sehingga cinta mereka sendiri akan menghancurkan kehidupan, impian, dan masa depan anak-anak. ”

"Dan Sahadeva, apa yang kamu lihat adalah bagaimana orang akan hidup di jaman Kaliyuga. Orang akan jatuh dalam hal karakter. Mereka terus menghancurkan dan menghancurkan segalanya dalam perjalanan menuju kesuksesan. Persis seperti batu. Mereka tidak akan mendengarkan siapa pun. Mereka akan tak terbendung. Mereka tidak akan mengikuti jalan Dharma. Tetapi ketika mereka mengetahui apa yang telah mereka lakukan adalah melawan Dharma, ketika mereka menyadari bahwa semua yang telah mereka lakukan adalah tindakan egois, ketika mereka meminta bantuan dari Tuhan, mereka akan dihentikan dan diselamatkan dari jatuh lebih jauh ke bawah. Mereka tidak akan terluka dan mereka tidak akan hancur berkeping-keping. Hanya satu panggilan pada nama Tuhan akan membantu mereka untuk menahan mereka dari malapetaka. Sama seperti bagaimana tanaman kecil menyelamatkan batu dari jatuh lebih jauh dan hancur berkeping-keping. Jadi, apakah Kamu semua mengerti betapa sulitnya kehidupan di Kaliyuga dan betapa mudahnya meraih Tuhan? ”- Krishna tersenyum pada Pandawa yang tercerahkan oleh kata-kata Krishna.


Skenario Tahun Ajaran Baru 2020/2021








Oleh: Fatimah Ibtisam

Selama beberapa bulan terakhir, para pelajar merasakan belajar dari rumah. Belum ada kejelasan kapan situasi pandemi ini berakhir, padahal tak lama lagi akan kita akan memasuki tahun ajaran baru 2020/2021.  Nah, skenario alias kemungkinan yang bisa terjadi adalah:

1. (Tetap) Belajar dari rumah

Intinya, apa yang kita lakukan selama beberapa bulan terakhir berlanjut hingga tahun ajaran baru mendatang. Yup, school from home atau belajar di rumah. Di satu sisi hal ini telah dijalankan selama beberapa bulan terakhir, sehingga siswa, guru, pihak sekolah, serta pemerintah (Departemen Pendidikan) tinggal meneruskan yang ada.
Tentu saja ini akan merepotkan terutama bagi siswa baru. Bayangin,  pertama kali masuk SMA, ada teman baru, guru baru, dan semua serba baru, tapi nggak bisa menginjakkan kaki di sekolah. Untuk sementara, anggap aja, kamu lagi home schooling atau belajar jarak jauh.
Di sisi lain, penerapan belajar di rumah selama ini juga masih banyak PR-nya. Antara lain, nggak semua sekolah dan pelajar memiliki akses internet yang memadai dan kemampuan melakukan pembelajaran jarak jauh yang efektif. Masih banyak yang nggak memiliki gadget, bahkan listrik pun minim. Masih banyak pula guru yang kesulitan memberikan pengajaran dan mengevaluasi siswa dari jarak jauh.
Trus, kontrol diri mesti gede banget. Untuk pelajar, misalnya, sudah tersedia berbagai aplikasi belajar gratis, dan materi pelajaran di TVRI. Tapi seberapa banyak dari kita yang rutin menyimak tayangan pelajaran dan menggunakan aplikasi belajar tersebut?

2. Back to school dengan jaga jarak

Bila pemerintah menilai situasi sudah cukup aman, maka bisa jadi siswa dan mahasiswa akan kembali masuk sekolah. Namun protokol pencegahan seperti jaga jarak, memakai masker, mengurangi jumlah siswa dalam satu ruangan akan diterapkann. Jam sekolah dan kegiatan ekstra sementara akan dipangkas, digantikan kegiatan dari rumah atau yang nggak melibatkan banyak orang. MOS, pentas seni, pertandingan antarsekolah untuk sementara ditiadakan.
Jika langkah yang dipilih seperti ini kamu akan bisa ketemu teman teman dan (akhirnya) ke luar rumah. Tapi kegiatan dan interaksinya memang serba dibatasi.

3. Tahun ajaran baru diundur hingga awal 2021

Sempat beredar wacana penundaan tahun ajaran baru hingga awal tahun 2021 mendatang. Jika dilakukan, pasti akan mengubah seluruh skema dan jadwal pendidikan di Indonesia. Lalu apakah hingga akhir tahun siswa akan libur panjang? Atau tetap belajar dari rumah, meskipun belum memasuki tahun ajaran baru? Selain itu, perlu dipertimbangkan juga pembiayaannya, terutama di sekolah swasta.
Sebagai gambaran, penundaan tahun ajaran baru pernah dilakukan di Indonesia pada tahun 1979. Yup, sebelumnya tahun ajaran baru dimulai Januari, namun Daoed Joesoef, Menteri Pendidikan di kala itu memutuskan untuk mengubah awal tahun ajaran baru menjadi pertengahan tahun alias Juli. Maka kelulusan dan kenaikan kelas yang semula dijadwalkan Desember/Januari diundur menjadi Juni/Juli.
Namun skenario ini tampaknya tidak dipilih. Sebab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejauh ini tetap berkeinginan memulai tahun ajaran baru pada pertengahan Juli mendatang.

4. Antara skenario 1 dan 2   

Walau sinyal pemerintah untuk memulai tahun ajaran baru 2020/2021 sudah semakin jelas, namun belum pasti sekolah akan segera dibuka untuk siswanya. Belajar di sekolah seperti sediakala memungkinkan jika situasi pandemi mereda.
Kemungkinan beberapa daerah akan tetap belajar dari rumah, sedangkan daerah yang aman akan membuka sekolah. Skenario 1 dan 2 pun berlaku sesuai kebijakan daerah dan juga sekolah.
***
Kita sedang berada di masa yang tak biasa. Apapun nanti skenario tahun ajaran baru yang ditetapkan, semoga kamu tetap semangat untuk belajar.

Sumber: rencanamu.id

Rabu, 20 Mei 2020

Bali Kembali Raih Destinasi Wisata Terpopuler Dunia



Saat dunia pariwisata muram akibat Covid-19, Bali membawa kabar bagus bagi pelaku pariwisata tanah air. Start up travel ternama asal Jerman, Tourlane, pada 8 April 2020 merilis hasil riset yang salah satunya menetapkan Bali sebagai pulau terpopuler di dunia.

Penetapan tersebut menggunakan metode pencarian dari jumlah tanda pagar (tagar) di Instagram. Selama beberapa periode riset dilakukan, Pulau Bali menjadi destinasi yang paling banyak dicari dengan jumlah tagar mencapai 60.4733.066.


Jumlah tersebut mengungguli Pulau Ibiza, Spanyol, di peringkat kedua dengan tagar 16.320.328, dan Pulau Sisilia, Italia, di peringkat ketiga dengan jumlah 12.974.059 tagar.

Merespon hal itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparerkaf) Wishnutama Kusubandio menyambut hasil riset tersebut. Menurut Wishnutama, penetapan itu semakin memotivasi Indonesia untuk menumbuhkan Bali-Bali baru di samping meningkatkan pariwisata Bali agar semakin ramah dan berkelanjutan.
Selama ini Bali memang telah dikenal di dunia sebagai destinasi wisata alam dan budaya. Daya tarik Bali terletak pada bentang alam yang indah, sekaligus tradisi dan budaya masyarakatnya yang unik.
“Kekuatan tradisi dan budaya di Bali tidak perlu diragukan lagi hingga menjadi alasan tersendiri wisatawan untuk datang selain keindahan alamnya. Maka tak heran, Bali sangat populer di dunia,” kata Wishnutama.
Namun Wishnutama juga mengingatkan, meskipun Bali telah populer namun masih banyak pekerjaan rumah. Terlebih pascapandemi Covid-19, tren berwisata akan berubah, lebih mengarah pada pariwisata yang fokus pada kesehatan dan kenyamanan wisatawan.
“Kami dan masyarakat Bali terus berkolaborasi guna berbenah diri menghadapi tren berwisata baru, termasuk soal penanganan sampah, sanitasi, higienitas, hingga kenyamanan. Masyarakat Bali juga sudah punya kesadaran tinggi akan pariwisata bersih” katanya.
Famtrip jurnalis dan influencer India ini menargetkan wisatawan India yang kini berada di urutan kedua terbesar yang berkunjung ke Bali setelah Cina. Dok. Kemenparekraf


Penetapan Bali sebagai destinasi terpopuler di dunia bukan kali pertama didapat. Sebelumnya, Pulau Dewata berada di peringkat teratas dari 24 kota di dunia sebagai Destinasi Terbaik di Dunia 2017 versi Tripadvisor.
Selain itu, beberapa situs dan asosiasi internasional juga pernah menobatkan Bali sebagai yang terbaik antara lain Travel and Leisure, World Travel Awards, Conde Nast Traveler, hingga UNWTO Awards.

Senin, 18 Mei 2020

PAT 2020 Online/Offline

SMP Negeri 4 Sukasada dari tanggal 18 Mei 2020 sampai 23 Mei 2020 menyelenggarakan PAT secara Daring dan Luring.

Berikut foto foto kegiatan pengambilan naskah PAT dan kegiatan pengerjaan soal secara daring di rumah siswa masing masing

Pelaksanaan pengambilan naskah untuk PAT Luring dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan covid-19 seperti physical distancing, memakai masker dan pengaturan model drive thru.