Jumat, 06 Desember 2024

Mengapa Orang Keturunan Hindu India Sukses Memimpin Perusahaan Besar Dunia


Kesuksesan orang keturunan Hindu India dalam memimpin perusahaan besar dunia, terutama di sektor teknologi dan bisnis, tidak terlepas dari kombinasi faktor budaya, pendidikan, dan pengalaman. Berikut adalah beberapa alasan utama yang mendukung fenomena ini:


1. Fokus pada Pendidikan dan Keterampilan STEM


India dikenal memiliki sistem pendidikan yang kuat di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Banyak pemimpin seperti Sundar Pichai (CEO Alphabet/Google) dan Satya Nadella (CEO Microsoft) memiliki latar belakang teknik dan memperoleh pendidikan lebih lanjut di universitas top dunia, seperti Stanford dan MIT. Pendekatan analitis yang diasah melalui pendidikan ini sangat membantu dalam mengelola perusahaan global.


2. Kecakapan dalam Adaptasi dan Manajemen Kompleksitas


Pemimpin dari India sering kali beradaptasi dengan berbagai budaya dan sistem. Lingkungan kerja di India yang kompleks mengajarkan mereka untuk menghadapi tantangan, baik dalam manajemen maupun pengambilan keputusan strategis. Kemampuan ini membuat mereka unggul di perusahaan multinasional yang membutuhkan pemahaman lintas budaya.


3. Etos Kerja dan Daya Juang Tinggi


Budaya kerja keras dan semangat untuk meraih kesuksesan sangat kental dalam tradisi India. Banyak dari mereka berasal dari latar belakang kelas menengah atau bahkan rendah, sehingga memiliki dorongan besar untuk membangun karier yang sukses di luar negeri.


4. Kecenderungan Berinovasi


Pemimpin asal India sering kali dianggap sebagai inovator. Contohnya, Shantanu Narayen (CEO Adobe) berhasil memimpin perusahaannya menjadi salah satu yang terdepan dalam industri perangkat lunak, dan Ajay Banga (CEO World Bank Group) membawa inovasi di sektor keuangan global.


5. Kemampuan Berkomunikasi dan Kepemimpinan


Sebagai negara multibahasa dan multikultur, banyak orang India yang memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik, baik dalam bahasa Inggris maupun dalam berinteraksi lintas budaya. Hal ini memberikan mereka keunggulan dalam memimpin tim global yang beragam.


6. Peran Diaspora India


Komunitas diaspora India memainkan peran penting dengan membangun jejaring internasional dan mempromosikan bakat dari negara asal. Banyak dari mereka juga mendapatkan kesempatan melalui program beasiswa atau pekerjaan di luar negeri, yang menjadi jalan untuk menduduki posisi puncak.


7. Nilai-Nilai Hindu dalam Kepemimpinan


Nilai-nilai tradisional Hindu, seperti rasa hormat terhadap semua orang, prinsip dharma (kewajiban), dan pentingnya pembelajaran sepanjang hayat, sering kali tercermin dalam gaya kepemimpinan mereka. Hal ini membantu menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan inovatif.


Kesuksesan ini mencerminkan perpaduan antara pendidikan, budaya kerja, dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Pemimpin seperti Sundar Pichai, Satya Nadella, Leena Nair (CEO Chanel), dan Shantanu Narayen adalah contoh nyata bagaimana nilai-nilai ini diwujudkan di tingkat global.

Pendidikan di Jepang: Dari Tradisional hingga Modern


Pendahuluan

Pendidikan di Jepang merupakan salah satu sistem yang paling dihormati di dunia, dikenal karena fokusnya pada disiplin, etos kerja, dan inovasi. Perjalanan pendidikan di Jepang mencerminkan transformasi budaya, teknologi, dan kebijakan yang luar biasa, mulai dari era feodal hingga era globalisasi.

Sejarah Awal Pendidikan Jepang

Pada era Edo (1603–1868), pendidikan di Jepang didominasi oleh sekolah-sekolah terpisah untuk samurai (terutama berbasis Konfusianisme) dan rakyat biasa. Samurai belajar di terakoya (sekolah berbasis kuil Buddha) atau hanko (akademi domain), mempelajari sastra klasik, bela diri, dan seni. Rakyat biasa belajar membaca, menulis, dan berhitung di terakoya.

Meskipun pendidikan pada masa ini belum universal, tingkat literasi di Jepang relatif tinggi dibandingkan negara lain.

Era Restorasi Meiji (1868–1912): Awal Modernisasi

Restorasi Meiji menandai transformasi besar-besaran dalam sistem pendidikan Jepang. Pemerintah Meiji mengadopsi model pendidikan Barat untuk memperkuat bangsa.

- Reformasi 1872: Pemerintah memberlakukan Ordinansi Pendidikan yang menetapkan sistem pendidikan universal dengan struktur 6-3-3 (6 tahun sekolah dasar, 3 tahun sekolah menengah pertama, dan 3 tahun sekolah menengah atas).

- Pendidikan Wajib: Pada awalnya, hanya sekolah dasar yang diwajibkan, tetapi akses ke pendidikan menengah meningkat seiring waktu.

Peran guru sangat dihormati pada masa ini, dan pendidikan difokuskan pada nilai-nilai nasionalisme, loyalitas, dan etika Konfusianisme.

Periode Pasca-Perang Dunia II: Reformasi Besar-Besaran

Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Sekutu memperkenalkan reformasi pendidikan untuk menghapus pengaruh militerisme dan ultranasionalisme.

- Konstitusi 1947: Menjamin pendidikan wajib gratis selama 9 tahun.

- UU Dasar Pendidikan (1947): Menekankan demokrasi, hak asasi manusia, dan perdamaian sebagai fondasi pendidikan.

- Diversifikasi Kurikulum: Kurikulum menjadi lebih inklusif, mengintegrasikan seni, musik, olahraga, dan mata pelajaran praktis.

Sistem Pendidikan Modern

Sistem pendidikan Jepang modern sangat terstruktur dan kompetitif.

1. Struktur

   - Pendidikan Wajib: 6 tahun SD + 3 tahun SMP.

   - Pendidikan Menengah Atas: Tidak wajib, tetapi hampir 98% siswa melanjutkan.

   - Universitas dan Pendidikan Tinggi: Jepang memiliki banyak universitas ternama, seperti Universitas Tokyo dan Universitas Kyoto.

2. Karakteristik Utama

   - Disiplin dan Kebersihan: Siswa membersihkan kelas mereka sendiri.

   - Fokus pada Kebersamaan: Pendidikan moral dan etika diajarkan sejak dini.

   - Teknologi dalam Kelas: Pemanfaatan komputer, tablet, dan alat digital lainnya sangat umum.

3. Ujian Masuk

   Ujian masuk universitas terkenal sangat kompetitif, dijuluki 'perang ujian.'

Tantangan dan Masa Depan

Jepang menghadapi beberapa tantangan dalam sistem pendidikannya:

- Tekanan Akademik: Banyak siswa menghadapi stres akibat ujian.

- Angka Kelahiran Rendah: Penurunan populasi berdampak pada jumlah siswa di sekolah.

- Globalisasi: Jepang perlu menyesuaikan kurikulumnya untuk mendukung bahasa Inggris dan kompetensi internasional.

Untuk masa depan, Jepang terus berinvestasi dalam pendidikan berbasis teknologi dan inovasi untuk mempersiapkan generasi berikutnya menghadapi tantangan global.

Penutup

Evolusi pendidikan di Jepang mencerminkan perpaduan tradisi dan modernitas. Sistem ini tidak hanya berfokus pada akademik tetapi juga membentuk individu yang berdisiplin dan berbudi pekerti.

Referensi

1. Tsuneyoshi, Ryoko. The Japanese Model of Schooling.

2. Website Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Jepang (MEXT).

3. Artikel jurnal pendidikan dari JSTOR dan Springer.

Minggu, 01 Desember 2024

Bahaya Sampah Plastik


Bahaya Sampah Plastik dan Solusi Mengurangi Dampaknya

Sampah plastik menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar di dunia saat ini. Plastik yang sulit terurai menyebabkan pencemaran lingkungan yang berdampak buruk bagi ekosistem, kesehatan manusia, dan kehidupan laut. Artikel ini akan membahas bahaya sampah plastik serta solusi untuk mengurangi dampak negatifnya.

Bahaya Sampah Plastik

1. Pencemaran Lingkungan

Sampah plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Plastik yang tidak dikelola dengan baik sering kali berakhir di tanah atau lautan, menyebabkan pencemaran yang merusak ekosistem alami.

2. Bahaya bagi Kehidupan Laut

Plastik di lautan sering kali disangka makanan oleh hewan laut seperti penyu, burung, dan ikan. Konsumsi plastik ini dapat menyebabkan kematian akibat tersumbatnya saluran pencernaan.

3. Dampak pada Kesehatan Manusia

Mikroplastik yang masuk ke dalam rantai makanan melalui ikan dan hewan laut lainnya dapat berakhir di tubuh manusia, yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan.

Solusi Mengurangi Dampak Negatif Sampah Plastik

1. Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai

Masyarakat perlu mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, sedotan, dan botol minum, dengan menggantinya dengan bahan yang dapat digunakan ulang.

2. Daur Ulang dan Pengelolaan Sampah yang Baik

Meningkatkan kapasitas daur ulang plastik dan memastikan pengelolaan sampah yang efisien dapat mengurangi jumlah plastik yang berakhir di lingkungan.

3. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Peningkatan kesadaran masyarakat melalui edukasi tentang bahaya sampah plastik dan pentingnya pengelolaan sampah dapat membantu mengurangi dampaknya.

4. Inovasi Teknologi

Pengembangan teknologi untuk menciptakan material alternatif yang ramah lingkungan dan biodegradable dapat menjadi solusi jangka panjang untuk menggantikan plastik konvensional.

Kesimpulan

Sampah plastik merupakan ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Namun, melalui langkah-langkah konkret seperti mengurangi penggunaan plastik, meningkatkan daur ulang, dan mengembangkan teknologi ramah lingkungan, dampak negatifnya dapat dikurangi. Kesadaran dan kerja sama dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Referensi

- Jambeck, J. R., et al. (2015). "Plastic waste inputs from land into the ocean." Science.

- Geyer, R., Jambeck, J. R., & Law, K. L. (2017). "Production, use, and fate of all plastics ever made." Science Advances.

- World Health Organization (WHO). (2019). "Microplastics in drinking-water." WHO Report.

Senin, 25 November 2024

Guru dari Sudut Pandang Hindu


Pendahuluan

Dalam tradisi Hindu, guru memiliki peran sentral dalam pembentukan karakter individu dan pencapaian tujuan spiritual. Kata "guru" berasal dari bahasa Sanskerta, terdiri dari dua suku kata: "gu" yang berarti kegelapan dan "ru" yang berarti cahaya. Secara harfiah, guru adalah seseorang yang membimbing kita keluar dari kegelapan ketidaktahuan menuju cahaya pengetahuan dan kebijaksanaan. Dalam filsafat Hindu, guru dianggap sebagai manifestasi Tuhan yang hadir untuk menuntun muridnya menuju moksha (pembebasan spiritual).

Makna Guru dalam Teks Suci Hindu

Guru disebutkan secara eksplisit dalam berbagai kitab suci Hindu, termasuk Veda, Upanishad, dan Bhagavad Gita. Berikut adalah beberapa referensi utama:

1. Veda
Dalam Atharva Veda, guru disebut sebagai "Brahma", "Vishnu", dan "Maheshwara". Hal ini mengindikasikan bahwa guru adalah perwujudan dari ketiga aspek Tuhan, yaitu pencipta, pemelihara, dan penghancur. Guru dihormati setara dengan Tuhan karena perannya dalam menanamkan pengetahuan ilahi kepada murid.

2. Upanishad
Di dalam Mundaka Upanishad (1.2.12), dinyatakan bahwa seorang murid harus mendekati guru dengan penuh kerendahan hati dan keyakinan untuk memahami kebenaran tertinggi. Guru berfungsi sebagai perantara antara manusia dan pengetahuan ilahi.

3. Bhagavad Gita
Dalam Bhagavad Gita, Krishna berperan sebagai guru Arjuna, memberikan ajaran tentang dharma, bhakti, dan pengetahuan spiritual. Krishna berkata, "Tunduklah dengan rendah hati, ajukan pertanyaan dengan tulus, dan layani guru. Mereka yang telah memahami kebenaran dapat membimbingmu ke jalan kebijaksanaan" (Bhagavad Gita 4.34).

Peran Guru dalam Kehidupan

Dalam tradisi Hindu, guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan duniawi tetapi juga menjadi penuntun spiritual. Guru memberikan bimbingan pada aspek-aspek berikut:

1. Pendidikan Spiritual
Guru mengajarkan nilai-nilai spiritual, dharma, dan etika melalui berbagai metode, termasuk cerita, mantra, dan meditasi. Seorang murid yang taat kepada guru dapat mencapai pencerahan spiritual.

2. Membangun Moralitas dan Etika
Guru berperan dalam membentuk moralitas dan etika murid. Dalam tradisi Hindu, guru mengajarkan ahimsa (non-kekerasan), satya (kebenaran), dan shanti (kedamaian).

3. Hubungan Guru dan Murid (Guru-Shishya Parampara)
Tradisi guru-shishya adalah salah satu fondasi pendidikan Hindu. Dalam hubungan ini, murid menghormati guru sebagai figur otoritas dan sumber kebijaksanaan. Guru memberikan ajaran yang mendalam sesuai dengan kesiapan spiritual murid.

Guru sebagai Jembatan Menuju Moksha

Guru dianggap sebagai jembatan yang menghubungkan murid dengan Tuhan. Dalam tradisi Advaita Vedanta, guru membantu murid memahami konsep "Aham Brahmasmi" (Aku adalah Brahman) yang mengarah pada pembebasan diri dari keterikatan duniawi.

Dalam berbagai ritual Hindu, seperti upacara Saraswati Puja dan Guru Purnima, guru dihormati dengan doa dan persembahan sebagai wujud rasa syukur atas bimbingan mereka.

Kesimpulan

Guru dalam pandangan Hindu bukan sekadar seorang pendidik tetapi juga seorang pembimbing spiritual yang memiliki peran signifikan dalam perjalanan hidup seseorang. Mereka adalah pembawa terang pengetahuan dan penjaga nilai-nilai dharma. Oleh karena itu, menghormati guru adalah kewajiban yang tidak hanya menunjukkan rasa syukur tetapi juga memperkuat ikatan spiritual antara guru dan murid.

Melalui ajaran guru, seorang individu dapat memahami arti kehidupan, mencapai tujuan spiritual, dan hidup selaras dengan hukum kosmis. Seperti yang disebutkan dalam kitab suci, "Guru adalah Tuhan itu sendiri, dan dengan mematuhi ajarannya, seseorang akan mencapai kebahagiaan abadi."

Referensi

1. Atharva Veda

2. Mundaka Upanishad

3. Bhagavad Gita

4. Eknath Easwaran, The Bhagavad Gita for Daily Living

5. Swami Sivananda, Guru and Disciple

6. Radhakrishnan, S., The Principal Upanishads
 

Rabu, 19 Juni 2024

Info PPDB 2024 SMP Negeri 4 Sukasada


Info PPDB

Ayo gabunglah bersama kami di SMP Negeri 4 Sukasada!

Pendaftaran dibuka mulai tanggal [20 Juni 2024] hingga [3 Juli 2024]. 
Dengan 4 Jalur pendaftaran yaitu : 
a. Jalur Afirmasi ( 20 s.d 22 Juni 2024 ) 
b. Jalur Zonasi ( 24 s.d 27 Juni 2024 )
c. Jalur Perpindahan Orang Tua/Wali. ( 26 s.d 27 Juni 2024 ) 
d. Jalur Prestasi ( 1 s.d 3 Juli 2024 ) 

Jangan sampai terlewatkan catat jadwalnya 
untuk info lebih lanjut : 

Hubungi kami

Website : https://www.smpn4sukasada.sch.id/
Instagram : SMP Negeri 4 Sukasada 
Osis : OSIS SMP Negeri 4 Sukasada 

Telepon/wa : I Putu Mas (082339591244) 
Desi Ariani ( 081338530107 ) 
Lutfi Fuadi ( 087701511871 ) 

#PPDBSMPNegeri4Sukasada #SekolahPenggerakl #Berseri #spenfoursadajaya

Kamis, 06 Juni 2024

Pengumuman Kelulusan 2024

Minggu, 28 April 2024

Nyalakan Api Kreativitas: 3 Tips Membantu Peserta Didik Berpikir Kreatif di Kelas


Halo, para pengajar kreatif! Saya I Made Wiradnyana, dan hari ini saya ingin berbagi 3 tips jitu untuk membantu peserta didik Anda melatih berpikir kreatif di kelas.

Tujuan Video

Video ini dibuat dengan tujuan untuk membantu para pengajar dalam membimbing peserta didik mereka agar lebih kreatif dalam proses belajar mengajar.

Deskripsi 3 Tips

Tip 1: Ciptakan Suasana Kelas yang Nyaman dan Mendukung

Buatlah ruang kelas yang terbuka dan inklusif, di mana murid merasa aman untuk mengeksplorasi ide-ide mereka tanpa rasa takut salah.
Dorong kolaborasi dan kerja sama antar murid dengan berbagai aktivitas kelompok dan proyek bersama.
Berikan apresiasi atas usaha dan partisipasi murid, meskipun idenya mungkin belum sempurna.

Tip 2: Berikan Tantangan dan Kegiatan yang Memicu Kreativitas

Gunakan metode pembelajaran yang beragam dan kreatif, seperti pemecahan masalah, bermain peran, dan proyek belajar mandiri.
Berikan pertanyaan terbuka yang mendorong murid untuk berpikir kritis dan mencari solusi inovatif.
Adakan pameran atau pertunjukan untuk memamerkan karya kreatif murid dan menginspirasi orang lain.

Tip 3: Jadilah Contoh yang Baik bagi Murid

Tunjukkan rasa ingin tahu dan antusiasme Anda sendiri terhadap belajar dan berkreasi.
Bagikan pengalaman dan ide kreatif Anda dengan murid, dan tunjukkan bagaimana Anda memecahkan masalah dengan cara yang kreatif.
Teruslah belajar dan mengembangkan diri, agar Anda dapat menjadi inspirasi bagi murid untuk selalu ingin tahu dan berinovasi.

Penutup

Menumbuhkan jiwa kreatif pada peserta didik membutuhkan usaha dan dedikasi dari para pengajar. Dengan menerapkan 3 tips di atas, Anda dapat membantu murid-murid Anda untuk mengembangkan potensi kreatif mereka dan menjadi pembelajar yang lebih aktif dan mandiri.

Ingatlah, setiap murid memiliki potensi kreatif yang unik. Tugas kita sebagai pengajar adalah untuk membimbing dan memfasilitasi mereka dalam mengeksplorasi potensi tersebut dan mencapai kesuksesan di masa depan.

Terima kasih telah menonton!

Kamis, 25 April 2024

Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar

Pemahaman yang mendalam tentang konsep "Merdeka Belajar" merupakan pondasi yang kokoh dalam membawa revolusi pendidikan di Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing tinggi. Merdeka Belajar bukan sekadar sebuah istilah, tetapi juga sebuah gagasan revolusioner yang memandang setiap individu sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran. Ia melampaui batasan klasik pembelajaran yang hanya terpaku pada guru sebagai sumber pengetahuan utama, namun membebaskan setiap insan untuk menggali pengetahuan, membangun kreativitas, dan bertanggung jawab atas proses belajarnya.

Dalam masyarakat yang semakin kompleks dan dinamis, konsep Merdeka Belajar menjadi semakin relevan. Ia menuntut adanya transformasi dalam pendekatan pembelajaran, dari yang bersifat pasif menjadi proaktif, dari yang terpusat pada guru menjadi berfokus pada siswa, dan dari pembelajaran yang terbatas pada kelas menjadi terbuka dalam berbagai konteks kehidupan. Dengan merambah ke dalam domain kehidupan sehari-hari, Merdeka Belajar memungkinkan setiap individu untuk belajar dari pengalaman, interaksi sosial, serta eksplorasi dalam berbagai bidang minat dan bakatnya.

Namun, untuk mewujudkan potensi sejati dari Merdeka Belajar, diperlukan upaya yang komprehensif dalam menyebarkan pemahaman tentang konsep ini. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan penyampaian informasi, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya Merdeka Belajar dalam menghadapi tantangan masa depan. Pendidik, orangtua, komunitas, dan semua pemangku kepentingan pendidikan harus bersatu untuk memperkuat implementasi Merdeka Belajar dalam segala aspek kehidupan pendidikan.

Dengan menyebarkan pemahaman yang mendalam tentang Merdeka Belajar, kita mendorong terbentuknya budaya pembelajaran yang inklusif, inovatif, dan berpusat pada pembelajar. Setiap individu diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi minatnya, mengembangkan bakatnya, dan mengejar impian mereka dengan penuh semangat. Merdeka Belajar bukan hanya tentang mendapatkan pengetahuan, tetapi juga tentang menginspirasi setiap generasi untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang tangguh dan berdaya saing tinggi di era globalisasi ini.

Oleh karena itu, mari kita bergandengan tangan dalam memperluas pemahaman tentang Merdeka Belajar, agar kita dapat menciptakan masa depan pendidikan yang lebih cerah dan memberikan peluang yang setara bagi setiap anak bangsa untuk berkembang dan berkontribusi secara maksimal bagi kemajuan bangsa dan negara.

Mohon Bapak/Ibu/Saudara berkenan mengisi formulir di bawah ini sebagai umpan balik dalam kegiatan aksi nyata “Menyebarkan Pemahaman tentang Merdeka Belajar”

Semoga bermanfaat.

Selasa, 19 Maret 2024

Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?

Kurikulum dalam dunia pendidikan merupakan landasan utama yang menentukan arah dan kualitas pembelajaran siswa. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi, dan dinamika sosial, penting bagi kurikulum untuk terus mengalami perubahan dan penyesuaian agar tetap relevan dan efektif dalam mempersiapkan generasi masa depan. Di era yang terus berubah dengan cepat ini, kurikulum yang statis dan kaku dapat menjadi hambatan dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang responsif dan inovatif. Oleh karena itu, dalam tulisan ini, akan dibahas empat alasan mengapa perubahan dalam kurikulum sangat penting.
1. Relevansi: Kurikulum perlu terus berubah untuk tetap relevan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan kebutuhan masyarakat agar siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan masa kini.
2. Inovasi: Perubahan dalam kurikulum memungkinkan adanya inovasi dalam metode pengajaran dan pembelajaran, sehingga proses pendidikan menjadi lebih menarik, efektif, dan menyenangkan bagi siswa.
3. Penyesuaian: Kurikulum yang fleksibel dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan individual siswa, memungkinkan mereka untuk mengembangkan potensi dan minatnya secara optimal.
4. Daya Saing Global: Dengan mengubah kurikulum sesuai dengan standar internasional dan kebutuhan pasar kerja global, lulusan akan lebih siap bersaing di tingkat internasional dan berkontribusi secara positif dalam dunia kerja yang beragam.

Dalam menghadapi kompleksitas tantangan dan peluang di era modern, perubahan dalam kurikulum menjadi suatu keharusan. Dari peningkatan relevansi dengan kebutuhan zaman, hingga penyesuaian dengan kebutuhan individual siswa, setiap perubahan yang dilakukan memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Dengan mengadopsi pendekatan yang responsif, inovatif, dan berorientasi pada kebutuhan masa depan, kurikulum dapat menjadi salah satu instrumen utama dalam mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global dan menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk terus memperbaiki dan mengubah kurikulum harus terus didorong demi menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih dinamis, inklusif, dan berkualitas.

Mohon bantuan Bapak/Ibu/Siswa untuk mengisi form di link di bawah ini sebagai respon umpan balik tentang “Mengapa Kurikulum Perlu diubah”