Kamis, 30 April 2020

Adjectives Crossword Puzzle

Tugas Daring Kelas VII Describing Places

Rabu, 29 April 2020

Ingin Belajar di Rumah Lebih Optimal? Ini 6 Tips bagi Siswa



Selama sebulan lebih, siswa melaksanakan pembelajaran jarak jauh karena pandemi virus corona atau Covid-19.

Lantas, bagaimana pembelajaran daring yang dilakukan siswa di rumah? Apakah bisa berjalan dengan baik dan bisa maksimal?

Untuk membantu siswa belajar dari rumah lebih maksimal, ini 6 tips yang dikembangkan Program PINTAR Tanoto Foundation ini bisa dicoba oleh siswa.


Merangkum dari laman resmi Guru Berbagi Kemdikbud RI, ini 6 tips tersebut:

1. Motivasi diri
Ciptakan motivasi untuk belajar dengan cara berikut:

Buat perjanjian dengan diri sendiri kalau kamu baru bisa melakukan aktivitas favoritmu (seperti nonton atau main game) setelah semua target belajar tercapai.
Tulis dan pajang pepatah motivasi favorit kamu di dekat meja belajar. Kamu juga bisa minta bantuan dari keluarga atau teman-temanmu untuk mengingatkan kamu.
2. Atur waktu
Pergunakan waktu belajarmu dengan efektif dengan teknik Pomodoro berikut. Tentukan target harian dan jam belajar kamu setiap paginya.


Buat daftar tugas dan komunikasikan jadwal belajar kamu kepada keluarga atau temanmu supaya bisa ikut memonitor dan membantu kamu.

Mulailah bekerja dengan mengikuti teknik mengatur waktu Pomodoro berikut:

Buat daftar tugas yang harus dikerjakan
Kerjakan tugas selama 25 menit
Centang daftar tugas yang sudah terlaksana
Istirahatlah selama 5 menit
Kembali bekerja selama 25 menit + 5 menit istirahat. Ini adalah satu kegiatan Pomodoro
Setelah melaksanakan teknik 4 Pomodoro, lakukan istirahat panjang (30 menit).
Setelah semua tugas di daftarmu selesai, lakukan aktivitas lain untuk pengembangan diri kamu.


3. Mengerjakan tugas dan hobi
Pastikan kamu dapat mengerjakan tugas yang diberikan dengan tepat dengan langkah berikut:

Baca penugasan dari guru dengan teliti. Jika belum mengerti, bertanyalah kepada guru atau teman kamu melalui aplikasi chat, SMS, atau telepon.
Untuk pembelajaran daring, pastikan kamu sudah menyiapkan HP atau laptop, koneksi internet yang stabil, kuota yang cukup, dan aplikasi belajar yang dibutuhkan.
Untuk pembelajaran berbasis proyek, pastikan alat dan bahannya sudah tersedia di rumahmu. Jika ada kendala, langsung laporkan ke orangtua, guru, atau komunikasikan kepada teman.
Setelah selesai, laporkan atau kirimkan hasil kerjamu kepada guru dan orangtuamu. Supaya tidak bosan, setelah mengerjakan tugas sekolah, kamu bisa menyegarkan diri dengan berolahraga, memasak, atau melakukan aktivitas favoritmu.

4. Tanya orang
Meskipun tidak bertemu langsung, bukan berarti kamu tidak berinteraksi dengan orang lain. Kamu bisa tetap berkomunikasi dengan orang-orang terdekatmu untuk membantu proses belajarmu dan memastikan kamu tahu apa yang terjadi di sekelilingmu.

Orangtua: kamu bisa berdiskusi tentang proyekmu atau isu-isu terkini.
Guru: kamu bisa bertanya tentang tugas atau meminta masukan atas hasil tugas yang dikerjakan.
Teman-teman sekelas: kamu bisa saling memberi kabar, berdiskusi tentang tugas dan isu-isu terkini.
Website sumber belajar dan platform berita: kamu bisa mencari referensi tugas dan membaca berita-berita terkini.
5. Ulang materinya lagi
Mengerjakan tugas saja kadang tidak cukup untuk memahami materi pembelajaran. Cara berikut bisa kamu coba untuk benar-benar memahami pelajaran dengan mengulang materinya kembali.

Nonton video-video pembelajaran online. Diskusikan materi yang dipelajari dengan teman-teman kamu di group chat.
Buat rangkuman atau peta konsep materi tersebut yang dapat membantu kamu mengulang kembali materi tersebut di masa depan.
Kerjakan soal-soal tambahan kalau kamu butuh tantangan lebih.
6. Lanjutkan dan perbaiki
Setelah mencoba strategi belajar ini, renungkan kembali apakah pola ini berhasil bagi kamu:

Jika sudah berhasil, bagaimana supaya lebih optimal?

Jika belum berhasil, kira-kira faktor apa yang menjadi alasannya? Bagaimana cara memperbaikinya?
Sumber: kompas.com

Dukung Pembelajaran dari Rumah, Kemdikbud Sesuaikan Juknis BOS dan BOP PAUD

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melakukan penyesuaian petunjuk teknis (juknis) dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) serta Bantuan Operasional Penyelenggara (BOP) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Kesetaraan.


Penyesuaian itu dilakukan untuk mendukung sekolah-sekolah menerapkan pembelajaran dari rumah sejak coronavirus disease 2019 (Covid-19) mewabah di Indonesia.

Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Hamid Muhammad mengatakan, penyesuaian tersebut memberi wewenang kepada kepala sekolah untuk menggunakan dana BOS serta BOP PAUD dan kesetaraan sesuai kebutuhan sekolah.

“Daftar alokasi penggunaannya sudah ada, hanya saja persentase penggunaan menjadi kewenangan penuh kepala sekolah dengan menyesuaikan keperluan sekolah masing-masing,” kata Hamid.

Hal tersebut dikatakan Hamid, saat menjadi narasumber pada Gelar Wicara RII Pro 3 bertajuk Penggunaan Dana BOS dan BOP PAUD dan Kesetaraan di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (24/4/2020).

Namun sebelum menggunakan Dana BOS serta BOP PAUD dan Kesetaraan sesuai kebijakan baru, Hamid menambahkan, sekolah perlu merevisi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) terlebih dahulu.

Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 19 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler.

Nantinya jika RKAS sudah disetujui Dinas Pendidikan (Dindik) setempat, Dana BOS serta BOP dan Kesetaraan yang sudah cair dapat langsung digunakan.

“Agar sekolah dapat segera memenuhi kebutuhan saat ini, tidak ada lagi pengaturan lain,” kata Hamid.

Mekanisme pengubahan RKAS di setiap daerah berbeda-beda. Di Klaten misalnya, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Klaten Wardani Sugiyanto mengatakan, pengubahan RKAS dilakukan melalui aplikasi yang bekerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

“Hal tersebut memudahkan kontrol pemasukan, perencanaan, penggunaan, dan pengawasan,” kata Wardani yang juga menjadi narasumber dalam gelar wicara.

Sementara itu, terkait pencairan dana BOS Hamid mengatakan, dilakukan langsung oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Penyaluran BOP PAUD dan Kesetaraan dilakukan Kemenkeu ke satuan pendidikan melalui pemerintah daerah (pemda).

Hingga kini, penyaluran dana BOS tahap I sudah mencapai 99,5 persen. Sisanya masih dalam proses verifikasi data, terutama sekolah-sekolah di Indonesia Timur, Papua, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Adapun penyalurannya BOP PAUD dan Kesetaraan sudah sekitar 48 persen. Selebihnya masih dalam proses.

Penyaluran BOS tahap II direncanakan dilakukan pada Mei.

Tanggapan sekolah
Sekolah-sekolah menyambut positif terhadap penyesuaian juknis dana BOS serta BOP PAUD dan Kesetaraan.

Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Bandung Suryana yang juga menjadi narasumber gelar wicara mengatakan, kebijakan tersebut membantu sekolah.

“Kami paham betul, musibah ini membuat iuran bulanan dari orang tua macet. Diperbolehkannya pengunaan dana BOS untuk membayar tenaga honorer sangat membantu sekolah,” kata Suryana.

Penyesuaian juknis memang memperbolehkan sekolah menggunakan dana BOS serta BOP PAUD dan Kesetaraan lebih dari 50 persen untuk membayar guru honorer.

Perubahan itu sebagai upaya menunjang pelaksanaan tugas guru selama pandemi. Dengan begitu, kebutuhan guru seperti pulsa, paket data, hingga layanan pendidikan daring dapat tercukupi.

Guru yang berhak mendapat pembiayaan dari BOS serta BOP PAUD dan Kesetaraan adalah guru honorer yang sudah terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik), tidak mendapat tunjangan profesi lainnya, serta sedang melakukan kegiatan pembelajaran.

Di Kabupaten Klaten sendiri, dana BOS tahap pertama sudah digunakan untuk memenuhi kebutuhan kuota guru. Rencananya, dana BOS tahap kedua akan dipakai buat kebutuhan kuota internet siswa.

Hal tersebut mengingat pembelajaran dari rumah di Kabupaten Klaten sudah berlangsung sejak Senin (15/3/2020).

Penyediaan alat pencegahan Covid-19
Selain untuk pembayaran guru honorer dan pengadaan kuota internet, Hamid berharap, sekolah menggunakan dana BOS serta BOP PAUD dan Kesetaraan untuk menjaga kesehatan pendidik dan peserta didik.

“Tolong pantau terus kesehatan anak-anak kita, guru-guru kita, dan semua yang ada di sekolah,” kata Hamid.

Terkait hal tersebut, SMA Negeri 8 Bandung pun memanfaatkan dana BOS untuk membeli hand sanitizer, disinfektan, serta alat pencegahan Covid-19 lainnya.

“Itu jadi prioritas karena aktivitas kantor tetap jalan, satpam juga berangkat ke sekolah,” kata Suryana.

Selain SMA Negeri 8 Bandung, sekolah-sekolah di Klaten juga menggunakan dana BOS serta BOP dan Kesetaraan untuk membeli tempat cuci tangan, masker, dan hand sanitizer.

“Kami sudah melakukan penyesuaian. Anggaran dana BOS untuk penyelenggaraan ujian dan pengawasan kami alihkan untuk penyiapan penanggulangan Covid-19,” kata Wardani.

Penulis: Inadha Rahma Nidya
Editor: Mikhael Gewati
kompas. com


Selasa, 28 April 2020

Mendikbud: Ini 5 Strategi Pembelajaran Holistik, demi SDM Unggul


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim menyiapkan lima strategi untuk menjalankan pembelajaran holistik demi mengembangkan SDM Indonesia yang unggul.

Salah satu indikator yang digunakan adalah peningkatan nilai Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia.

PISA sebagai metode penilaian internasional merupakan indikator untuk mengukur kompetensi siswa Indonesia di tingkat global.

Berikut ini 5 strategi untuk meningkatkan nilai PISA Indonesia yang dirangkum dari akun resmi Instagram Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemdikbud RI.

1. Transformasi kepemimpinan sekolah
Strategi ini dilakukan dengan memilih generasi baru kepala sekolah dari guru-guru terbaik. Selain itu, Kemdikbud akan mengembangkan marketplace bantuan operasional sekolah (BOS) online.

2. Transformasi pendidikan dan pelatihan guru
Nantinya, Kemdikbud akan melaksanakan transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk menghasilkan generasi guru baru.

Kemdikbud juga akan mendorong munculnya kurang lebih 10.000 sekolah penggerak yang akan menjadi pusat pelatihan guru dan katalis bagi transformasi sekolah-sekolah lain.

3. Mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa
Strategi ini akan dilakukan dengan cara menyederhanakan kurikulum sehingga lebih fleksibel dan berorientasi pada kompetensi.

Selain itu, akan dilakukan personalisasi dan segmentasi pembelajaran berdasarkan asesmen berkala.


4. Standar penilaian global
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) akan digunakan untuk mengukur kinerja sekolah berdasarkan literasi dan numerasi siswa.

Dua kompetensi inti yang menjadi fokus tes internasional seperti PISA, Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS).

Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar juga akan digunakan untuk mengukur aspek-aspek non kognitif untuk mendapatkan gambaran mutu pendidikan secara holistik.

5. Kemitraan daerah dan masyarakat sipil
Kemitraan dengan Pemerintah Daerah dilakukan melalui indikator kinerja untuk Dinas Pendidikan.

Kemendikbud juga akan mendorong ratusan Organisasi Penggerak untuk mendampingi guru-guru di Sekolah.

Adapula Kampus Merdeka: "Mengajar di sekolah". Serta partisipasi perusahaan teknologi edukasi.

Jadi, nanti hasil yang ingin dicapai atau hasil belajar siswa ialah:

Asesmen kompetensi
Survei karakter
Nilai PISA
Sumber: kompas.com


Senin, 27 April 2020

3 Hal yang Jangan Dilupakan

Mengapa Harus Menghindari Keramaian?

CARA VIRUS CORONA MENYEBAR

KOMIK BAHAYA MUDIK DI TENGAH PANDEMIK

Minggu, 26 April 2020

Cara dan Syarat Dapat BLT Dana Desa Rp 600 Ribu per Bulan dari Pemerintah, Diterima Mulai Bulan Ini


Berikut ini cara dan syarat dapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa Rp 600 Ribu per bulan dari pemerintah

Angin segar bagi masyarakat miskin di tengah pandemi Virus Corona.

Pemerintah menyediakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa untuk menangani dampak dari pandemi virus corona (COVID-19).

Pemberian BLT Dana Desa untuk bencana non alam ini diatur dalam Peraturan Menteri Desa (Permendesa) Nomor 6 Tahun 2020.


Dijelaskan dalam Permendesa Nomor 6 Tahun 2020, BLT Dana Desa adalah bantuan untuk penduduk miskin yang bersumber dari Dana Desa.

Pelaksanaan BLT Dana Desa menjadi tanggung jawab setiap kepala desa.

Sasaran BLT Dana Desa pun telah dirincikan dalam peraturan yang berlaku.

Syarat Penerima BLT Dana Desa:

BLT Dana Desa disalurkan untuk keluarga miskin nonPKH (Program Keluarga Harapan) atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), antara lain:

1. Keluarga yang kehilangan mata pencaharian

2. Belum terdata (exclusion error)

3. Keluarga yang memiliki anggota keluarga rentan sakit menahun atau kronis

Penyaluran BLT Dana Desa dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan metode
nontunai (cash less) setiap bulan.

Setiap keluarga penerim BLT Dana Desa mendapat bantuan sebesar Rp 600 ribu per bulan.

Masa penyaluran BLT Dana Desa yaitu tiga bulan, terhitung sejak April 2020.

Caranya

Adapun cara untuk mendapatkan BLT Dana Desa Rp 600 ribu yang didahului dengan pendataan, seperti yang dilampirkan dalam Permendes Nomor 6 Tahun 2020 sebagai berikut:

1. Relawan Covid-19 melakukan pendataan

2. Pendataan terfokus mulai dari RT, RW, dan desa

3. Hasil pendataan sasaran keluarga miskin dilakukan musyawarah desa khusus atau musyawarah insidentil dilaksanakan dengan agenda tunggal, yaitu validasi dan finalisasi data

4. Legalitas dokumen hasil pendataan ditandatangani oleh kepala desa

5. Dokumen hasil pendataan diverifikasi desa oleh kepala desa, kemudian dilaporkan kepada bupati/wali kota melalui camat.

6. Kegiatan BLT Dana Desa dapat dilaksanakan dalam waktu selambat-lambatnya lima hari kerja per tanggal diterima di kecamatan.

Penyaluran

Selanjutnya, penyaluran dilakukan dengan metode dan mekanisme berikut ini:

1. Metode perhitungan penetapan jumlah penerima manfaat BLT Dana
Desa mengikuti rumus:

a. Desa penerima Dana Desa kurang dari Rp 800 juta  mengalokasikan BLT-Dana Desa maksimal sebesar 25 persen dari jumlah Dana Desa.

b. Desa penerima Dana Desa Rp 800 juta sampai dengan Rp 1,2 miliar mengalokasikan BLT-Dana Desa maksimal sebesar 30 persen dari jumlah Dana Desa.

c. Desa penerima Dana Desa lebih dari Rp 1,2 miliar mengalokasikan BLT Dana Desa maksimal sebesar 35 persen dari jumlah Dana Desa.

d. Khusus desa yang jumlah keluarga miskin lebih besar dari anggaran yang dialokasikan dapat menambah alokasi setelah mendapat persetujuan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Monitoring dan evaluasi BLT Dana Desa dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa camat, dan inspektorat kabupaten/kota.
Sumber: tribunnews.com

Kumpulan Video Tentang SMP Negeri 4 Sukasada Di Youtube

Legenda Asal Mula Selat Bali


Selat Bali adalah sebuah selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali. Menurut cerita, kedua pulau tersebut dulunya merupakan kesatuan daratan, yang kemudian terpisah karena sebuah peristiwa ajaib yang pernah terjadi di daerah itu. Peristiwa apakah yang menyebabkan terjadinya Selat Bali? Ikuti kisahnya dalam cerita Legenda Asal Mula Selat Bali berikut ini!

Alkisah, di Kerajaan Daha, Kediri, Jawa Timur, hiduplah seorang brahamana (pendeta) yang bernama Empu Sidi Mantra. Ia seorang pendeta yang kaya raya dan terkenal sakti mandraguna. Selain itu, ia juga memiliki seorang istri yang cantik jelita dan seorang putra yang gagah dan tanpan bernama Manik Angkeran. Meski demikian, pendeta itu tidak bisa hidup tenang dan bahagia, karena anak semata wayangnya, Manik Angkeran, memiliki sifat tidak terpuji, yaitu gemar berjudi. Ia selalu mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya dan berhutang kepada orang lain ketika kalah berjudi. Hal inilah yang membuat Empu Sidi Mantra dan istrinya merasa resah, karena hampir setiap hari orang-orang mendatangi rumahnya untuk menagih hutang putranya. Keadaan tersebut berlangsung hingga bertahun-tahun, sehingga lambat-laun harta kekayaan sang Empu terkuras habis.

Pada suatu sore, Manik Angkeran pulang ke rumahnya dengan nafas tersengal-sengal.

“Bapa, Ibu! Tolong aku!” seru Manik Angkeran.

“Ada apa, Putraku? Apa yang terjadi denganmu?” tanya ibunya dengan perasaan cemas.

“A…a… aku dikejar-kejar orang, Bu!” jawab Manik Angkeran dengan nafas yang masih terengah-engah.

“Hmm… kamu pasti kalah berjudi lagi ya!” timpa bapanya.

“Iya, Bapa! Aku kalah berjudi dan tidak sanggup membayar taruhan. Tolong aku, Bapa! Mereka ingin membunuhku,” Manik Angkeran mengiba kepada bapanya.

Tak berapa lama kemudian, datanglah beberapa orang pemuda membawa golok. Mereka berteriak-teriak di depan rumah menyuruh Manik Angkeran keluar.

“Hai, Manik Angkeran! Keluar dan bayarlah hutangmu!” teriak salah seorang pemuda sambil mengacung-acungkan goloknya.

Manik Angkeran pun semakin ketakutan. Ia segera masuk ke kamarnya untuk bersembunyi. Sementara itu, dengan tenangnya, Empu Sidi Mantra segera menemui para pemuda yang berdiri di depan rumahnya.

“Tenang, wahai Anak Muda! Percayalah, saya akan membayar semua hutang putraku. Tapi, berilah saya waktu tiga hari untuk mencari uang dulu,” pinta Empu Sidi Mantra.

“Baiklah, Empu! Kami menerima permintaan Empu. Tiga hari lagi, kami akan kembali kemari untuk menagih janji Empu,” kata salah seorang pemuda, lalu membubarkan diri bersama teman-temannya.

Pada malam harinya, Empu Sidi Mantra berdoa untuk memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Saat tengah malam, tiba-tiba ia mendengar suara bisikan yang sangat jelas di telinganya.

“Hai, Sidi Mantra! Pergilah ke kawah Gunung Agung! Di sana ada harta karun yang dijaga oleh seekor naga bernama Naga Besukih,” demikian suara bisikan itu.

Keesokan harinya, berangkatlah Empu Sidi Mantra itu ke kawah Gunung Agung. Setelah berjalan cukup jauh dengan berbagai rintangan, sampailah ia di tempat tersebut. Ia pun duduk bersila sambil membunyikan genta (lonceng) saktinya seraya mulutnya komat-kamit menyebut nama Naga Besukih. Tak berapa lama kemudian, naga itu pun keluar dari tempat persembunyiannya.

“Hai, kisanak! Kamu siapa dan ada apa kamu memanggilku?” tanya Naga Besukih itu.

“Saya Empu Sidi Mantra dari Tanah Jambudwiba.  Maksud kedatangan saya kemari untuk meminta bantuanmu,” kata Empu Sidi Mantra.

“Apa yang bisa kubantu, hai Mpu? Katakanlah!” seru Naga Besukih.

Empu Sidi Mantra pun mengutarakan maksud kedatangannya. Karena merasa iba, Naga Besukih segera menggeliatkan tubuhnya. Seketika itu pula, emas dan berlian pun berhamburan keluar dari balik sisiknya.

“Bawalah emas dan intan ini Mpu! Semoga cukup untuk membayar hutang-hutang putramu. Tapi, ingat! Jangan lupa untuk menasehati putramu agar dia mau merubah perilakunya!” seru sang Naga.

“Baik, Naga! Terima kasih atas bantuannya,” ucap Empu Sidi Mantra.

Setelah mengambil semua perhiasan emas dan intan tersebut, Empu Sidi berpamitan kepada sang Naga. Setibanya di rumah, ia langsung memanggil putranya.

“Wahai, putraku Manik Angkeran! Bapa akan memberikan semua emas dan intan ini kepadamu, tapi dengan satu syarat, kamu harus berjanji untuk tidak berjudi lagi,” ujar Empu Sidi Mantra.

‘Baik, Bapa! Manik berjanji untuk tidak berjudi lagi,” ucap Manik Angkeran.

Empu Sidi Mantra pun percaya begitu saja pada ucapan putranya. Akhirnya, ia menyerahkan semua perhiasan emas dan intan tersebut kepada putranya. Dengan perasaan senang dan gembira, Manik Angkeran segera menjual semua perhiasan emas dan intan tersebut. Setelah itu, ia pergi membayar hutang-hutangnya. Ternyata, uang hasil penjualan emas dan intan tersebut tidak habis digunakan untuk melunasi seluruh hutangnya. Melihat jumlah uang yang masih tersisa begitu banyak, akhirnya ia pun tergiur untuk kembali bermain judi. Dengan uang itu, ia berharap akan menang dan memperoleh uang yang lebih banyak lagi. Tapi, nasib berkata lain, ia kalah berjudi dan uangnya pun habis. Bahkan, ia kembali dililit hutang. Akhirnya, ia kembali ke rumahnya dengan wajah lesu.

“Bapa! Aku sudah membayar semua hutangku kepada mereka,” kata Manik Angkeran dengan nada lemas.

“Ya, baguslah kalau begitu! Tapi, kenapa wajahmu tampak kusut begitu?” tanya bapanya heran.

“Maafkan aku, Bapa! Tadi aku bermain judi dan berhutang lagi,” jawab Manik Angkeran sambil menundukkan kepalanya.

“Apa katamu! Dasar anak keras kepala, tidak mau mendengar nasehat orang tua!” bentak bapanya.

“Maafkan aku, Bapa! Tolong bantu aku sekali ini saja, Bapa!” Manik Angkeran mengiba di hadapan ayahnya.

“Tidak! Bapa tidak dapat membantumu lagi. Bayar sendiri hutang-hutangmu itu!” seru bapanya dengan wajah memerah.

Manik Angkeran pun tidak bisa berbuat apa-apa. Ia kebingungan mencari cara untuk membayar hutang-hutangnya. Di tengah kebingungannya, tiba-tiba ia teringat bahwa bapanya memperoleh perhiasan emas dan intan di kawah Gunung Agung. Ia pun nekad mencuri genta milik bapanya, lalu pergi ke kawah gunung itu. Setibanya di sana, ia bingung lagi karena tidak mengerti doa dan mantra yang harus diucapkan. Akhirnya, ia mencoba membunyikan genta itu tanpa mengucapkan mantra. Setelah beberapa kali membunyikannya, tiba-tiba seekor naga besar keluar dari sarangnya dan menghampirinya.

“Ampun, Naga! Jangan memangsaku!” pinta Manik Angkeran.

“Hai, Anak Muda! Kamu siapa? Kenapa kamu membunyikan genta itu tanpa membaca mantra?” tanya Naga Besukih.

“A… a… Aku Manik Angkeran, putra Empu Sidi Mantra,” jawab Manik Angkeran dengan gugup.

“Hai, Manik Angkeran! Ada apa engkau memanggilku dengan genta yang kau curi dari bapamu itu?” tanya Naga Besukih.

Manik Angkeran pun menyampaikan maksud kedatangannya. Ia mengiba kepada Naga Besukih agar ia diberikan harta yang melimpah untuk membayar hutang-hutangnya.

“Naga! Kasihanilah Aku! Orang-orang akan membunuhku jika tidak segera membayar hutangku kepada mereka,” Manik Angkeran kembali mengiba.

Melihat kesedihan Manik Angkeran, sang Naga pun merasa kasihan kepadanya.

“Baiklah! Aku akan membantumu, tapi kamu harus berjanji untuk berhenti berjudi,” ujar Naga Besukih.

Setelah itu, sang Naga segera membalikkan badannya hendak mengeluarkan emas dan intan melalui sisik ekornya. Begitu ia hendak menyetakkan ekornya, tiba-tiba Manik Angkeran segera menghunus kerisnya dan memotong ekor naga itu. Tak ayal lagi, Naga Besukih pun meronta-ronta dan menjerit kesakitan. Ketika ia membalikkan badannya, Manik Angkeran telah pergi membawa ekornya yang penuh dengan emas dan intan itu. Ia berusaha untuk mengejarnya, namun putra Empu Sidi Mantra itu sudah menghilang entah ke mana. Ia hanya menemukan bekas tapak kakinya. Maka dengan kesaktiannya, ia membakar tapak kaki itu. Manik Angkeran yang telah pergi jauh meninggalkan kawah Gunung Agung pun merasakan kedua telapak kaki terasa panas, dan lama-kelamaan seluruh tubuhnya terbakar hingga akhirnya menjadi abu.

Sementara itu, di Kerajaan Daha, Empu Sidi Mantra dan istrinya sedang gelisah, karena anak semata wayang mereka menghilang. Mereka sudah mencarinya ke mana-mana, tapi tidak juga menemukannya.

“Pa! Ke mana perginya putra kita? Kita sudah mencarinya ke mana-mana, tapi tak seorang pun warga yang tahu keberadaannya?” tanya istri Empu Sidi Mantra dengan perasaan cemas.

Empu Sidi Mantra hanya terdiam sambil berpikir. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba ia tersentak kaget.

“Wah, jangan-jangan putra kita pergi ke Gunung Agung,” kata Empu Sidi Mantra.

“Kenapa Bapa bisa berpikiran begitu?” tanya istrinya.

“Aku berpikiran demikian, karena putra kita menghilang bersamaan dengan hilangnya genta saktiku. Dia pasti pergi ke kawah itu untuk menemui Naga Besukih,” jawab Empu Sidi Mantra.

Keesokan harinya, berangkatlah Empu Sidi Mantra ke kawah Gunung Agung untuk mencari putranya. Setibanya di sana, ia melihat Naga Besukih sedang gelisah di luar sarangnya.

“Wahai, Naga Besukih! Apakah engkau melihat putraku?” tanya Empu Sidi Mantra.

“Iya, Mpu! Kemarin dia ke sini meminta harta untuk membayar hutang-hutangnya. Namun, ketika aku hendak memberinya harta itu, tiba-tiba ia memotong ekorku, lalu membawanya pergi bersama harta itu,” jelas Naga Besukih.

“Apakah kamu tahu kemana perginya?” Empu Sidi Mantra kembali bertanya dengan perasaan cemas.

“Maaf, Mpu! Kamu tidak usah lagi mencari putramu. Aku telah membakarnya hingga binasa,” jawab Naga Besukih.

Betapa terkejutnya Empu Sidi Mantra mendengar berita buruk itu. Ia pun memohon kepada sang Naga agar putranya dihidupkan kembali.

“Maafkan aku dan putraku, Naga! Dia putraku satu-satunya. Aku mohon hidupkanlah dia kembali,” pinta Empu Sidi Mantra.

“Baiklah, Mpu! Demi persahabatan kita, aku akan memenuhi permitaanmu. Tapi dengan satu syarat, kamu harus mengembalikan ekorku,” kata Naga Besukih.

Empu Sidi Mantra pun berjanji untuk memenuhi syarat Naga Besukih. Dengan kesaktiannya, Naga Besukih berhasil menghidupkan kembali Manik Angkeran. Empu Sidi Mantra segera pergi mencari putranya. Setelah sekian lama mencari, akhirnya ia pun menemukan putranya di sebuah hutan lebat, dan kemudian mengajaknya kembali ke kawah Gunung Agung untuk menemui dan mengembalikan ekor Naga Besukih.

Setibanya di kawah Gunung Agung, Empu Sidi Mantra segera mengembalikan ekor Naga Besukih seperti semula. Setelah itu, ia bersama naga itu menasehati putranya agar benar-benar mau merubah perilakunya. Manik Angkeran pun sadar dan berjanji untuk mengikuti nasehat mereka. Sebagai hukuman, ia harus tinggal di sekitar Gunung Agung.

Akhirnya, Empu Sidi Mantra pun kembali ke Kerajaan Daha seorang diri. Ketika tiba di Tanah Benteng, ia menorehkan tongkat saktinya ke tanah untuk membuat garis batas antara dia dan putranya. Karena kesaktiannya, bekas torehan tongkatnya bertambah lebar sehingga tergenangi air laut, dan lambat laun tempat itu berubah menjadi sebuah selat. Oleh masyarakat setempat, selat itu dinamakan Selat Bali.

Sabtu, 25 April 2020

Kemendikbud Buat Skenario Belajar di Rumah sampai Akhir 2020


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah menyiapkan skenario belajar dari rumah hingga akhir tahun 2020. Hal itu sebagai antisipasi andai wabah virus corona (Covid-19) masih belum berakhir di Indonesia hingga akhir tahun.

"Kita sedang siapkan kalau nanti belajar dari rumah ini bisa terjadi sampai akhir tahun," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbud Muhammad Hamid kepada CNNIndonesia.com, Jumat (24/4).

Hamid mengatakan hingga hari ini tercatat sebanyak 97,6 persen sekolah sudah melakukan pembelajaran jarak jauh. Sisanya sebanyak 2,4 persen belum melakukan karena daerahnya tidak terjangkit corona atau tidak memiliki perangkat pendukung.

Dari jumlah 97,6 persen tersebut, sebanyak 54 persen sekolah sudah melakukan pembelajaran jarak jauh sepenuhnya, yakni guru dan siswa mengajar dan belajar dari rumah.

"[46 persen lainnya] Gurunya masih mengajar dari sekolah, tapi muridnya di rumah. Karena ada beberapa daerah yang masih mewajibkan guru-guru datang ke sekolah, secara piket bergantian," ucap Hamid.

Begitu juga siswa SMK yang seharusnya sudah menjalani kerja praktik namun tak bisa dilakukan secara langsung maupun via internet.

"Karena kita harus bicara dulu dengan industri dan yayasan-yayasan yang menangani anak berkebutuhan khusus," kata Hamid.

Tahun Ajaran Baru

Jika kegiatan belajar mengajar di rumah diperpanjang hingga akhir tahun, maka harus ada penyesuaian kembali berkenaan dengan tahun ajaran baru. Kemendikbud akan membuat penyesuaian agar tiap sekolah dapat menjalankan KBM di masa tahun ajaran baru.

Mengacu pada kalender pendidikan, Tahun Ajaran 2020/2021 mulai pada Juli 2020 sampai Juni 2021 setelah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) usai dilaksanakan.

Menurut Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020, dinas pendidikan dan sekolah harus menyiapkan PPDB di wilayahnya yang mengikuti protokol kesehatan. Orang tua dan siswa tidak boleh berkumpul secara fisik di sekolah. Dengan kata lain PPDB dianjurkan dilakukan daring.
Sumber: cnn.com

Facebook Umumkan Messenger Rooms, Bisa Video Call hingga 50 Orang


Tak mau kalah dengan Zoom, Facebook merilis produk percakapan video baru bernama Messenger Rooms yang bisa menampung banyak orang dalam satu video konferensi. Platform tersebut bisa menampung video telekonferensi hingga 50 orang.

Messenger Rooms diumumkan langsung oleh sang CEO, Mark Zuckerberg, dalam sebuah siaran langsung yang dipancarkan secara online.

"Kehadiran pesan video bukan hal baru bagi kami. Namun, itu adalah area yang ingin kami perdalam dan hal itu sesuai dengan tema kami secara umum," jelas Zuckerberg.

Tema yang dimaksud adalah fokus untuk membuat fitur perpesanan lebih pribadi ketimbang publik seperti yang selama ini dilakukan Facebook dan Instagram.

Zuckerberg ingin membuat fitur di Facebook maupun Instagram yang membantu orang-orang menemukan kelompok kecil mereka, lalu berkomunikasi lebih intim melalui platform perpesanan pribadi seperti Messenger Rooms.

Messenger Rooms bisa diakses melalui Facebook atau aplikasi Messenger. Fitur ini sudah tersedia di Facebook di hampir sebagian besar negara. Namun, ketersediaannya di aplikasi Messenger baru akan bergulir dalam beberapa pekan ke depan.

Nantinya, penyelenggara video konferensi bisa menentukan apakah ingin membuka telekonferensi secara publik atau ingin menguncinya dengan peserta-peserta undangan saja. Peserta yang bergabung tidak harus memiliki akun Facebook.

Sama seperti Zoom atau Skype, mereka bisa langsung bergabung ke Messenger Rooms lewat tautan yang dikirim pengundang. Penyelenggara atau admin telekonferensi bisa menghapus peserta kapan saja dan bisa melaporkan peserta ke Facebook jika dinilai berperilaku buruk.

Di Messenger Rooms, pengguna bisa menggunakan filter AR (augmented reality). Bisa juga mengganti background video seperti Zoom. Menariknya, Messenger Rooms memiliki opsi background 360 derajat sehingga menimbulkan efek 3D.

Semua panggilan Rooms tidak terenkripsi secara end-to-end seperti WhatsApp. Namun, Facebook mengklaim tidak akan melihat atau mendengar percakapan yang dilakukan penggunanya.
Ke depannya, Rooms akan merambah ke platfom lain, yakni Instagram Direct, WhatsApp, dan Portal. Seperti dikatakan Zuckerberg, Facebook akan menambah fitur-fitur baru di video perpesanan.

Selain merilis Rooms, Facebook Live juga mendapat fitur baru yakni Live With. Fitur ini mirip yang sudah ada di Instagram, di mana pengguna bisa mengajak pengguna lain untuk siaran langsung bersama.

Stiker donasi yang sudah ada di Instagram juga akan tersedia saat siaran langsung. Hal ini akan memudahkan penggalangan dana melalui Facebook Live.

Instagram Live juga mendapat pembaruan. Nantinya, pengguna bisa mengunggah siaran langsung di IGTV maupun Instagram Story setelah mereka selesai mengadakan Live Streaming.

Sementara untuk pengguna perangkat Portal, kini bisa melakukan siaran langsung di laman atau grup Facebook.

Portal adalah hardware yang diluncurkan Facebook tahun lalu. Aksesori ini dihubungkan dengan televisi untuk melakukan video chatting. (Baca juga: Facebook Luncurkan Portal TV untuk Streaming dan Video Chat)

Zuckerberg juga mengumumkan WhatsApp Video Call bisa menampung hingga delapan orang. Selama ini, fitur tersebut hanya bisa menampung maksimal empat orang.

Sumber: kompas. com

Jumat, 24 April 2020

Tugas Daring KD 3.7 Describing Family Members

Rabu, 22 April 2020

Tugas Daring Bahasa Inggris Kelas VII

Selasa, 21 April 2020

Sejarah Hari Kartini 21 April Dan Tinjauan Pemikirannya


Kartini menjadi salah satu sosok penting dalam emansipasi wanita di Indonesia. Oleh karena itu lah, tanggal 21 April yang juga merupakan hari lahir perempuan asal Jepara, Jawa Timur, tersebut diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Kartini untuk mengenang jasa-jasanya dalam kesetaraan gender.
Peringatan Hari Kartini tersebut dirayakan setelah 2 Mei 1964, usai Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964. Dalam keputusan tersebut, Kartini juga ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879, dan berasal dari kalangan bangsawan Jawa. Ia merupakan putri dari bupati Jepara bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dengan M.A. Ngasirah.
Kakek Kartini, Pangeran Ario Tjondronegoro IV dikenal pada pertengahan abad ke-19 sebagai salah satu bupati pertama yang memberi pendidikan Barat kepada anak-anaknya.
Sementara itu Sosrokartono, kakak Kartini, merupakan orang yang pandai dalam bidang bahasa. Hingga usianya yang ke 12 tahun, ia diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School) di mana Kartini belajar bahasa Belanda.
Setelahnya, ia terpaksa meninggalkan sekolah karena sudah bisa dipingit untuk kemudian menunggu calon suaminya melamar.
Semasa lajang sebagai perempuan mandiri, Kartini telah melahirkan sejumlah tulisan, seperti “Upacara Perkawinan pada Suku Koja" yang terbit di Holandsche Lelie saat berusia 14 tahun.
Selama masa pingit yang ia jalani, ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi dari Belanda menggunakan kemampuan berbahasa Belanda yang ia miliki. Salah satu temannya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya.
Dilansir Intersections, surat-surat yang dikirimkan menguraikan pemikiran Kartini terkait berbagai masalah termasuk tradisi feudal yang menindas, pernikahan paksa dan poligami bagi perempuan Jawa kelas atas, dan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan.
Di sisi lain, surat-surat tersebut juga mencerminkan pengalaman hidup Kartini sebagai putri seorang bupati Jawa.
Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa yang dibacanya, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir para perempuan Eropa. Oleh sebab itu lah, timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi yang memiliki status sosial yang rendah salah satunya karena pendidikan yang terbatas.
Tidak lama, Kartini dijodohkan oleh orang tuanya dengan bupati Rembang bernama K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang pernah memiliki tiga istri. Suami Kartini memberikan izin kepadanya untuk mendirikan sekolah wanita.
Setelah pernikahannya dengan bupati Rembang, Raden Adipati Djojodiningrat, Kartini merasakan horison pemikirannya berkembang.
“Di rumah orang tua saya dulu, saya sudah tahu banyak. Tetapi di sini, di mana suami saya bersama saya memikirkan segala sesuatu, di mana saya turut menghayati seluruh kehidupannya, turut menghayati pekerjaannya, usahanya, maka saya jauh lebih banyak lagi menjadi tahu tentang hal-hal yang mula-mula tidak saya ketahui. Bahkan tidak saya duga, bahwa hal itu ada", tulis Kartini kepada Nyonya Abendanon yang menjadi sahabat penanya (Surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri, 10 Agustus 1904).
Kartini meninggal usai melahirkan anaknya, Soesalit Djojoadhiningrat, tanggal 17 September 1904 di usia 25 tahun.
Sepeninggalnya, J.H. Abendanon, yang juga merupakan Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda tahun 1900-1905, mengumpulkan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa.
Buku pertamanya diberi judul Door Duisternis tot Licht yang berarti Dari Kegelapan Menuju Cahaya, yang diterbitkan pada 1911.
Di tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkan buku tersebut dalam bahasa Melayi dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane, seorang sastrawan Pujangga Baru.
Sementara itu, surat-surat Kartini dalam bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers.
Terbitnya surat-surat Kartini sangat menarik perhatian masyarakat Belanda. Di sisi lain, pemikiran-pemikiran Kartini juga mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Salah satunya adalah Van Deventer, seorang tokoh politik etis atau politik balas budi.
Ketika surat-surat Kartini diterbitkan pada tahun 1911, Van Deventer terkesan sehingga tergerak untuk menulis sebuah resensi untuk menyebarluaskan cita-cita Kartini. Cita-cita Kartini tersebut ia rasa cocok dengan cita-cita Deventer sendiri yakni mengangkat bangsa pribumi secara rohani dan ekonomis, serta memperjuangkan emansipasi mereka.
Sesudah Van Deventer meninggal di tahun 1915, istrinya mendirikan Yayasan Kartini untuk membuka sekolah-sekolah bagi wanita pribumi.
Nyonya Deventer sendirilah yang mengurus segala-galanya hingga ribuan murid puteri pun memasuki Sekolah Kartini yang bernaung dibawah Yayasan Kartini.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Sumber: tirto.id

Senin, 20 April 2020

Kumpulan Situs Pendidikan Berdasarkan Mata Pelajaran Yang Dapat Menjadi Rujukan Guru, Orang Tua dan Siswa


Untuk mendukung kegiatan belajar dari rumah selama pandemi covid-19 kami mempersembahkan ebook kumpulan situs-situs belajar di Internet yang bisa dimanfaatkan oleh keluarga Indonesia dimanapun berada.
Kumpulan situs-situs belajar ini disusun secara tematik dan per mata pelajaran, juga disertai alat-alat bantu untuk proses belajar anak di Internet. Harapan kami, ebook ini bisa membantu proses belajar anak-anak, baik di sekolah maupun di rumah.

Minggu, 19 April 2020

Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Siswa Agar Terhindar Covid-19


    Siswa sekolah yang saat ini mengikuti pembelajaran jarak jauh, harus memahami apa itu virus corona. Selain paham, kamu juga harus mau mengikuti aturan atau imbauan dari pemerintah untuk tetap di rumah saja.
Melansir laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemdikbud), berikut ini dijelaskan seputar Covid-19, mulai dari gejala klinis, penularan, upaya pencegahan dan lain-lain.

Gejala klinis

  1. Demam
  2. Batuk dan pilek
  3. Letih dan les
  4. Sakit tenggorokan
  5. Gangguan (sesak) pernapasan

Penularan

  1. Droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin.
  2. Kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan.
  3. Menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan.

Cegah Covid-19

Sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19, maka kamu harus:
  1. Sering cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
  2. Gunakan hand sanitizer jika tidak ada air dan sabun.
  3. Belajar di rumah.
  4. Jaga jarak dan hindari kerumunan.
  5. Tidak berjabat tangan.
  6. Pakai masker bila sakit atau saat berada di tempat umum.
  7. Segera mengganti baju atau mandi sesampainya di rumah setelah bepergian.

Tingkatkan kekebalan tubuh

Agar kekebala atau imunitas tubuh meningkat, maka kamu harus memperhatikan ini:
  1. Konsumsi gizi seimbang
  2. Konsumsi suplemen vitamin
  3. Tidak merokok
  4. Aktivitas fisik atau senam ringan
  5. Istirahat cukup

Etika batuk dan bersin

Siswa juga kembali diingatkan untuk menerapkan etika bagi dan bersin yang benar:
1. Jika sakit, gunakan masker.
2. Jika tidak pakai masker dan batuk, maka tutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam.
3. Gunakan tisu sekali pakai dan buang di tempat sampah tertutup.
4. Segera cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir

Social distancing dan physical distancing

Para siswa harus mau mentaati imbauan dari pemerintah terkait menjaga jarak (social distancing) dan pembatasan interaksi fisik (physical distancing).
1. Jika harus ke tempat umum, selalu gunakan masker.
2. Jaga jarak dengan orang lain. minimal 1 meter.
3. Hindari kerumunan atau keramaian.
4. Hindari bepergian ke tempat wisata.
5. Tidak berkunjung ke rumah teman.
6. Anak sebaiknya bermain di rumah
7. Jika sakit, maka jangan berkunjung ke orang tua yang berumur diatas 60 tahun.
Sumber: kompas edukasi

Sabtu, 18 April 2020

POSTER KARYA SISWA SPENFOURSADA


Jumat, 17 April 2020

Bersama SPENFOURSADA Melawan COVID - 19


Pemkab Buleleng Merapatkan Barisan Melawan COVID -19

Menyatukan langkah dalam mencegah virus Corona terus dilakukan,apalagi adanya informasi dalam waktu dekat Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Buleleng akan banyak yang pulang. Terkait ini, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengajak semua Camat dan SKPD terkait untuk merapatkan barisan, 17/4, di ruang rapat kantor Bupati

Merdeka Belajar dari Rumah



Proses belajar-mengajar di Indonesia pada masa mendatang akan berubah, andai berhasil menemukan sentuhan tepat dalam proses belajar jarak jauh, yang kini dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

Kondisi mendesak, suka-tidak suka, selalu menghasilkan perubahan. Bukan hal yang mustahil, proses belajar-mengajar di Indonesia di masa mendatang akan berubah, andai berhasil menemukan sentuhan tepat dalam proses belajar jarak jauh, yang kini dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mencatat, sekitar 1,5 miliar pelajar di 191 negara terdampak kebijakan belajar dari rumah. Jumlah ini setara dengan 91,3 persen dari total pelajar di dunia dari jenjang pendidikan pradasar hingga pendidikan tinggi. Kondisi serupa terjadi pada semua negara di Asia Tenggara. Singapura, misalnya, 600.587 pelajar tidak lagi dapat melakukan pembelajaran tatap muka seiring bertambahnya kasus positif Covid-19. Kondisi serupa dialami sekitar 7,9 juta pelajar di Malaysia.

Di Indonesia, UNESCO memprediksi sekitar 68,2 juta pelajar dari berbagai jenjang pendidikan kini harus belajar dari rumah. Banyaknya jumlah pelajar yang terdampak tidak terlepas dari semakin meluasnya kasus positif Covid-19 yang kini telah tersebar di semua provinsi.

Bagi Indonesia, ini kali pertama sepanjang usia kemerdekaan, pendidikan formal dilakukan dari rumah secara bersamaan pada seluruh jenjang pendidikan dalam waktu cukup lama. Sebelumnya, tindakan serupa hanya dilakukan secara parsial akibat bencana alam atau bencana sosial dalam jangka pendek. Itu pun hanya di wilayah tertentu di mana ada musibah.

Kesempatan ini tentu menjadi saat yang tepat untuk mempraktikkan skema pembelajaran jarak jauh berbasis pengembangan diri pelajar dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Para pelajar dan guru dapat memanfaatkan kesempatan ini guna mencoba berbagai alternatif yang tepat sehingga pembelajaran jarak jauh efektif dilakukan. Kuncinya, siswa tetap dapat mengembangkan diri sesuai minat dan bakat yang dimiliki.

Akses yang utama

UNESCO memberikan sejumlah rumusan yang dapat menjadi indikator keberhasilan proses belajar dan mengajar dari rumah. Akses digital, pembelajaran inklusif, hingga sinergi keluarga dengan sekolah menjadi beberapa faktor di antaranya. Akses digital menjadi infrastruktur utama yang harus dimiliki tenaga pengajar dan pelajar.

Dalam kondisi saat ini, para pelajar dan tenaga pengajar dituntut adaptif untuk keluar dari batas pendidikan konvensional menuju lingkungan digital. Pada satu sisi, infrastruktur digital tidak sepenuhnya menjadi kendala bagi sebagian pelajar di perkotaan. Akses internet, ketersediaan perangkat, hingga kecakapan penggunaan fasilitas digital, menjadi modal awal untuk menerapkan kebebasan belajar bagi siswa dari rumah.

Kegiatan belajar dan mengajar menggunakan konferensi video, aplikasi pesan berbasis internet, hingga beberapa laman daring yang dilakukan para pelajar, adalah wujud konkret dari sikap adaptif para pelajar dan tenaga pengajar.

Belum semua siap

Di sisi lain, belum semua pelajar dan tenaga pengajar siap menggunakan skema belajar jarak jauh. Salah satu faktor utamanya adalah akses internet yang terbatas. Menurut catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga April 2019, sekitar 24.000 desa belum tersentuh internet. Inilah salah satu bagian kesenjangan digital yang menjadi hambatan pelaksanaan belajar dari rumah.

Selain itu, kesenjangan pembelajaran digital antardaerah juga turut ditentukan oleh kesiapan tenaga pengajar. Keluhan dari pelajar di media sosial tentang banyaknya tugas sekolah yang diberikan tentu menjadi lampu kuning dalam proses ini. Dalam proses belajar dan mengajar jarak jauh, guru tak hanya berperan dalam memberikan tugas kepada para pelajar, tetapi memberikan penjelasan, hingga menjaga kondisi psikis para pelajar, demi adaptasi dengan lingkungan belajar baru.

Antisipasi kesenjangan digital dan kesiapan tenaga pengajar perlu mendapat perhatian, mengingat ini jalan untuk menuju pendidikan inklusif. Meski belajar dari rumah, hak para pelajar untuk memperoleh akses pendidikan secara merata harus tetap menjadi jaminan.

Indikator selanjutnya yang turut menentukan keberhasilan belajar dari rumah adalah komunikasi. UNESCO memperingatkan pentingnya komunikasi pihak sekolah dengan keluarga dalam menjalankan program belajar dari rumah. Ketika epidemi ebola melanda Afrika, sekitar 5 juta anak-anak terdampak kebijakan penutupan sekolah. Namun, saat aktivitas sekolah berangsur normal lagi, tidak semua pelajar yang diliburkan kembali mengenyam pendidikan.

Sebagian di antaranya harus putus sekolah akibat faktor ekonomi, sedangkan sebagian lainnya tidak bersekolah lagi karena menikah di usia dini. Inilah alasan diperlukannya komunikasi yang intensif antara sekolah dan orangtua untuk memastikan keberlangsungan pendidikan para pelajar di tengah pandemi.

Upaya alternatif

Selain akses dan komunikasi, langkah alternatif perlu dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi para pelajar saat belajar di rumah. Memanfaatkan media yang tengah tren saat ini, seperti Youtube, Instagram, atau media digital lainnya, adalah langkah yang bisa dilakukan.

Menurut catatan UNESCO, hingga 15 April, lebih dari 100 negara di dunia telah menerapkan proses belajar-mengajar melalui media alternatif. Di Benua Eropa, Finlandia salah satunya. Melalui portal daring yang disiapkan secara khusus, kegiatan belajar dapat dilakukan oleh pelajar dengan bimbingan tenaga pengajar dan keluarga. Selain portal daring, sejumlah negara juga menggunakan Youtube untuk memberikan materi pembelajaran dalam bentuk video.

Qatar, Irak, Yaman, hingga Ukraina adalah beberapa negara yang telah menerapkannya. Facebook juga menjadi solusi alternatif dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajar. Kamboja, Timor Leste, hingga Romania menjadi sebagian negara yang memutuskan untuk menggunakan Facebook dalam memberikan video yang berisi materi pelajaran.

Memanfaatkan media yang tengah tren saat ini, seperti Youtube, Instagram, atau media digital lainnya, adalah langkah yang bisa dilakukan.

Selain video, buku pelajaran juga dapat diunduh secara gratis oleh para pelajar pada beberapa negara. Bahkan, Argentina turut memberikan akses novel klasik sebagai fasilitas yang dapat dinikmati pelajar saat belajar dari rumah. Kebijakan alternatif lainnya dilakukan oleh Liberia dengan memberikan materi pelajaran melalui radio dan televisi.

Langkah ini dapat menjadi solusi bagi pelajar yang kesulitan mengakses bahan pelajaran secara daring. Di Indonesia, kebijakan alternatif juga telah dilakukan untuk menunjang kegiatan belajar dari rumah. Pada tingkat pendidikan pradasar, dasar, dan menengah, pemerintah telah menyediakan laman khusus melalui portal Rumah Belajar yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran jarak jauh. 

Menurut catatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hingga kini terdapat 249.810 guru dan 617.237 siswa yang telah memanfaatkan layanan belajar berbasis digital ini. Program lainnya adalah fasilitas belajar melalui televisi yang baru dirilis Kemdikbud bersama TVRI. Sejak 13 April lalu, pelajar di Indonesia dapat mengikuti materi pelajaran sesuai jadwal tayang yang ditetapkan.

Peserta pendidikan anak usia dini (PAUD), misalnya, dapat mengikuti proses belajar melalui siaran sejak pukul 08.00 hingga pukul 08.30. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, program yang sama juga disediakan sejak pukul 08.30 hingga pukul 14.30. Sementara bagi orangtua dan guru, program pengasuhan dan pendidikan anak juga dapat diikuti menjelang sore hari.

Jika dimanfaatkan secara optimal, sejumlah langkah alternatif ini dapat menjadi gerbang menuju reformasi pendidikan di masa yang akan datang. Bisa jadi, pembelajaran jarak jauh kelak akan menjadi pilihan utama dari sistem pendidikan Indonesia jika semua fasilitas telah disiapkan.

Oleh DEDY AFRIANTO
16 April 2020
Litbang kompas

Rabu, 15 April 2020

Nadiem: Guru Honorer Belum Punya NUPTK Bisa Terima Dana BOS

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengatakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler bisa digunakan untuk membayar gaji guru honorer yang tak memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) selama masa pandemi corona.


Kebijakan tersebut diambil melihat banyak guru-guru honorer yang terdampak secara ekonomi di masa pandemi corona.

"Sebelumnya pembayaran guru honorer ada retriksi harus memiliki NUPTK dan harus tercatat di Dapodik. Sekarang kita ubah, semasa darurat ini kita lepas NUPTK tapi tetap harus tercatat di Dapodik per 31 Desember 2019. Jadi tak bisa digunakan guru honorer baru yang belum tercatat di Dapodik," kata Nadiem dalam telekonferensi, Rabu (15/4/2020).

Menurut Nadiem, kebijakan tersebut bisa digunakan dengan kriteria guru-guru honorer yang belum mendapatkan tunjangan profesi dan memenuhi beban mengajar. Ia mengingatkan, belajar dari rumah dihitung sebagai beban mengajar.

" Dana BOS masih bisa diberikan kepada tenaga pendidikan bila masih ada dananya," lanjutnya.

Selain itu, menghilangkan batas prosentase pembayaran gaji guru lewat dana BOS sebesar 50 persen. Sebelumnya, Kemendikbud membatasi pembiayaan gaji guru lewat dana BOS sebesar 50 persen.

Kebijakan ini merupakan respon sementara Kemendikbud terhadap krisis ekonomi dan kesehatan yang disebabkan oleh wabah pandemi corona.

Nadiem mengatakan kebijakan ini adalah bentuk fleksibilitas kepada kepala sekolah untuk penggunaan dana DOS. Penyesuaian ini diberikan untuk memberikan kenyamanan untuk para guru.

Sebelumnya, penyaluran dana BOS Reguler bisa diberikan untuk guru honorer tersebut harus memiliki Nomor Unit Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK). Syarat tersebut diberlakukan menyusul penerbitan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler pada 5 Februari lalu.

Penyesuaian petunjuk teknis (juknis) penggunaan BOS Reguler diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 19 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 tentang Juknis BOS Reguler.

Ketentuan penggunaan dana BOS Reguler serta BOP PAUD dan Pendidikan Kesetaraan ini berlaku mulai bulan April 2020 sampai dengan dicabutnya penetapan status kedaruratan kesehatan masyarakat Covid-19 oleh pemerintah pusat.

Sumber: kompas.com

6 Langkah Beri Siswa Tugas Membahagiakan Saat Belajar Dari Rumah

Saat ini siswa telah memasuki pekan ketiga pembelajaran dari rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Setiap sekolah memiliki teknik dan cara yang berbeda-beda dalam pelaksanaannya. Ada yang mengirim tugas melalui grup WhatsApp kelas, memanfaatkan aplikasi pembelajaran online, bahkan ada juga pembelajaran live di media sosial.

Hanya saja mulai ada keluhan tentang pelaksanaan belajar di rumah ini


Lalu di tengah mengantisipasi penyebaran Covid-19 ini bagaimana memberikan tugas yang membahagiakan siswa?

1. Rancang siklus dan sebaran tugas
Kepala sekolah bersama guru harus mengkalkulasi sebaran tugas untuk setiap mata pelajaran di setiap kelas. Sebagai manajer kepala sekolah harus mendesain siklus tugas yang diberikan guru.

2. Beri tugas secara bertahap
Pemberian tugas secara bertahap menjadikan pembelajaran lebih dimengerti oleh anak. Kemungkinan anak mengerti lebih dalam pada setiap bahasan yang lebih besar. Pemberian tugas secara bertahap juga membuat guru lebih mudah dalam menggorganisasi materi dan pengecekan secara rutin.

3. Menjadi guru yang memiliki empati
Guru yang mendidik dengan hati akan mampu merasakan beban siswanya. Disini guru perlu memgajak siswa melakukan refleksi pembelajaran di rumah. Terutama untuk mendapat masukan dan memperbaiki proses pembelajaran di rumah.

4. Berikan tugas yang membuat bahagia
Tugas guru saat ini adalah membantu pemerintah agar para siswa tetap sehat di tengah wabah Covid 19. Social distancing membuat mereka tidak bisa belajar bersama, guru harus mendesain tugas agar siswa bisa merasa sedang rekreasi di rumah sendiri.

Misalnya, ganti tugas meringkas dengan membuat peta pikiran hasil bacaan. Membuat peta pikiran akan membelajarkan siswa memaknai bacaan tanpa dipaksa. Imajinasi dan kreativitas siswa akan berkembang dan bisa membuat mereka bahagia.

Tugas yang membahagiakan juga bisa dimulai dengan memberikan opsi atau pilihan kegiatan sehingga siswa bisa memilih jenis kegiatan yang mereka paling sukai untuk dikerjakan.

Pilihan kegiatan bisa guru memberikan pilihan juga bisa sangat terbuka diserahkan kepada siswa. Jika ini dilakukan mungkin akan melatih anak untuk berpikir kreatif dalam menentukan dan mendesain sendiri apa yang ingin mereka lakukan terkait tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

Berikan juga tugas proyek individu, seperti menulis cerpen, membuat komik, membuat poster, menulis synopsis, menulis puisi, menulis skenario drama, melukis, membuat jurnal kegiatan selama belajar di rumah, atau membuat laporan tentang perkembangan wabah Covid 19.

5. Beri apresiasi pada siswa
Walaupun tanpa bertatap muka guru harus memberikan apresiasi pada tugas yang sudah dikerjakan siswa, salah satu caranya adalah memajangnya di akun medsos guru, ini adalah cara sederhana penuh bermakna.

6. Dampingi siswa dengan hati
Jangan biarkan siswa merasa sendiri dalam melewati hari-hari belajar mandiri. Guru bisa bangun kebersamaan dan perlihatkan bahwa guru juga belajar, sama seperti mereka yang selalu menambah ilmu.
Mendampingi dengan hati juga bisa dengan membangun kebersamaan dengan pertemuan daring untuk membahas tugas atau membahas kegiatan harian.

Bantu siswa untuk memanfaatkan masa belajar di rumah untuk membangun kedekatan dengan keluarga dan memperbanyak ibadah. Agar hari berat dalam memutus rantai penularan Covid-19 ini bisa mereka lewati dengan bahagia.

Siswa tidak boleh stress. Mereka harus tetap bersemangat hingga saat kembali ke sekolah tiba.

Penulis: Titien Suprihatien, Guru SMPN 11 Batang Hari, Jambi