Rabu, 09 Desember 2020

Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Sukasada Meraih Predikat Best Of The Best Dalam Kegiatan Diseminasi Supervisi Mutu Pendidikan di Provinsi Bali dan Diseminasi Hasil Pendampingan Sekolah Yang Difasilitasi Oleh LPMP Provinsi Bali Tahun 2020

Selamat atas raihan Prestasinya dalam kegiatan Diseminasi Supervisi Mutu Pendidikan di Provinsi Bali dan Diseminasi hasil pendampingan sekolah yang di fasilitasi oleh LPMP Provinsi Bali tahun 2020



Nama : Putu Astabawa, S.Pd,M.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Sukasada

Peringkat : Best of the best

Judul Best praktis: Optimalisasi Pendekatan ODP dimasa Covid-19 untuk mengefektifkan PJJ

Nama : Ni Kadek Ayu Winiati,S.Pd.

Jabatan : guru

Peringkat : 2

Judul Best praktis: Budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar Negeri 1 Musi Untuk Membangun Generasi Muda yang Berkarakter Menuju Sekolah Sehat

Nama :  Drs. I Gusti Agung Oka            Yadnya,M.Pd

Jabatan : Pengawas Sekolah

Peringkat : I

Judul Best praktis: Penggunaan "PT. MORGIV dalam Pendampingan Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Masa Pandemi Covid






 

Kamis, 26 November 2020

Telling The Time Game

Kamis, 12 November 2020

Games To Learn English

Rabu, 21 Oktober 2020

Mata Pelajaran Seni Budaya

 

Yuliartini dari kelas 8A, bernyanyi dengan teknik dan gaya dialektika atau intonasi kedaerahan secara daring


Surya Wangi, dari kelas 8D, bernyanyi dengan teknik dan gaya dialektika atau intonasi kedaerahan secara daring

Sabtu, 17 Oktober 2020

Ini 5 fakta menarik sistem pendidikan di Finlandia


Finlandia merupakan salah satu negara di Eropa dengan sistem pendidikan terbaik.

Sistem pendidikan di Finlandia disebut-sebut sebagai yang terbaik di dunia. Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah dan riset bertahun-tahun. 

Banyak yang penasaran tentang sistem pendidikan di negara ini. Finlandia memiliki sistem yang jauh berbeda dari kebanyakan negara. 

Mengutip dari World Economic Forum, sebelum ke sekolah formal, anak-anak di negara ini belajar bagaimana menjadi anak. 

Mereka belajar dengan bermain bersama hingga mengolah emosi. Dari metode inilah alasan mengapa Finlandia memiliki sistem pendidikan yang baik. 

Berikut fakta-fakta tentang sistem pendidikan di Finlandia. Fakta di bawah ini dirangkum KONTAN.co.id dari World Economic Forum dan Business Insider. 

Wajib belajar hanya 9 tahun

Sistem pendidikan di Finlandia hanya mewajibkan 9 tahun belajar. Anak-anak mulai masuk sekolah formal di umur 7 tahun. 

Sebelum masuk sekolah formal, anak akan dititipkan di daycare dan TK. Biaya daycare dan TK ditanggung pemerintah alias gratis. 

43 persen siswa sekolah menengah atas di Finlandia bersekolah di sekolah vokasi. Rata-rata anak di Finlandia lulus pada umur 16 tahun. Setelahnya mereka bebas memilih sesuai keinginan mereka.  

Fokus pendidikan

6 Tahun pertama pendidikan di Finlandia tidak fokus pada nilai akademik. Siswa mengambil ujian matrikulasi nasional pada umur 16 tahun. 

Di Finlandia tidak ada sekolah swasta. Semua sekolah dibiayai oleh pemerintah sehingga tidak ada kesenjangan. 

Tidak ada ranking sekolah, daerah, hingga guru dan murid. Sistem pendidikan di Finlandia tidak menitik beratkan kompetisi. Kunci dari kesuksesan ada di kerja sama, bukan kompetisi. 

Jeda waktu saat belajar

Siswa di Finlandia mendapatkan jeda istirahat yang cukup banyak. Sehari mereka mendapatkan sebanyak 75 menit waktu istirahat. 

Tiap 45 menit belajar, siswa akan mendapatkan 15 menit istirahat. Dengan metode ini siswa bisa memiliki performa dan bisa mengerjakan tugas lebih baik. 

Beban PR yang sedikit

Guru di Finlandia tidak memberikan banyak pekerjaan rumah (PR) pada siswa. Orang tua dan guru meyakini pelajaran di sekolah sudah cukup padat. 

Kurikulum pendidikan di Finlandia berbeda dengan kebanyakan negara. Kurikulum berupa dasar pedoman yang luas. Guru-guru bebas menentukan gaya dan ide pembelajaran mereka sendiri. 

Kualitas pendidik 

Profesi guru di Finlandia sangat dihormati. Ini menjadi salah satu kunci keunggulan sistem pendidikan di Finlandia. Mereka mendapatkan gaji yang tinggi dibanding gaji guru di negara lainnya. 

Untuk menjadi seorang guru pun perlu kualifikasi khusus. Guru di Finlandia harus setidaknya bergelar master. Mereka juga harus menyelesaikan program kualifikasi.  

Kamis, 01 Oktober 2020

Kemendikbud: Kuota belajar dapat akses 19 aplikasi pembelajaran



Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan kuota belajar pada bantuan kuota internet dapat digunakan untuk mengakses 19 aplikasi pembelajaran.

"Sampai saat ini baru 19 aplikasi untuk kuota belajar. Kami menerima masukan, jika ada usulan penambahan aplikasi lainnya," ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbud, Muhammad Hasan Chabibie dalam taklimat media di Jakarta, Selasa.

Ke-19 aplikasi dan situs tersebut, yakni Aminin, Ayoblajar, Bahaso, Birru, Cakap, Duolingo, Edmodo, Eduka System, Ganeca digital, Google Classroom, Kipin School 4.0, Microsoft Education, Quipper, Ruang Guru, Rumah Belajar, Sekolah.Mu, Udemy, Zenius, dan Whatsapp.

Bantuan kuota internet kepada peserta didik dan tenaga pendidik tersebut mulai diberikan pada September hingga Desember.

Untuk jenjang PAUD, peserta didik mendapatkan 20 GB per bulan yang terdiri dari 5 GB kuota umum dan 15 GB kuota belajar. Untuk jenjang SD hingga SMA, peserta didik mendapatkan 35 GB per bulan yang terdiri dari 5 GB kuota umum dan 30 GB kuota belajar.

Selanjutnya, pendidik mulai jenjang PAUD hingga SMA mendapatkan 42 GB per bulan yang terdiri dari 5 GB kuota umum dan 37 GB kuota belajar, dan dosen serta mahasiswa sebanyak 50 GB per bulan yang terdiri dari 5 GB kuota umum dan 45 GB kuota belajar.

Hasan menambahkan pihaknya memang tidak memasukkan aplikasi Youtube pada kuota belajar, karena lebih banyak hiburannya dibandingkan pembelajarannya.

"Namun, jika mau mengakses Youtube untuk pembelajaran dapat menggunakan kuota umum," jelas dia.

Hasan menjelaskan daftar aplikasi yang dapat diakses pada kuota belajar itu akan terus diperbaharui. "Jadi, ini bukan harga mati. Ini masih bisa ditambahkan dengan aplikasi lainnya yang kira-kira diakses sekolah, atau kampus, atau lembaga yang mengelola pembelajaran," tuturnya.

Selasa, 08 September 2020

Yadnya, Bentuk Keterpanggilan Orang Bali

 

Yadnya, Bentuk Keterpanggilan Orang Bali


Belakangan ini beberapa orang Bali mulai mengeluh kalau menyambut hari raya Bali. Mengeluh beratnya beban yang harus dipikul, fisik maupun materi. Membayangkan pekerjaan bertumpuk yang harus diselesaikan. Bisa tidak bisa harus selesai. Mereka mulai marah, merengut dan pada hari H di mana semua persiapan telah selesai, bukan kebahagiaan yang diperoleh. Anggota keluarga lainnya pada diam karena lelah dan jengkel mengingat kemarahan yang dilontarkannya. Akan teruskah tiap hari raya disambut dengan merasa beban? Bisakah merasakan bahwa Tuhan, leluhur tidak pernah minta disajikan yang ''wah,'' yang termegah? Yang diajarkan dan yang diharapkan, ''Dengan cara apa pun kamu sembah Aku, Aku terima''. Bisakah ikhlas mengerjakan dan mempersembahkan sesuatu untuk Beliau, bisakah meyadnya?

Dalam keseharian rumah tangga di Bali seakan milik perempuan. Semua tanggung jawab ada pada perempuan. Kalau anak nakal, kalau keluarga kacau yang disalahkan perempuan. Perempuan berusaha menunjukkan diri dengan mengambil semua pekerjaan rumah tangga, termasuk dalam mendidik anak. Akhirnya tiap hari raya besar seperti Galungan dan Kuningan dan hari-hari besar lainnya, perempuan Bali merasa tegang, membayangkan bertumpuknya pekerjaan, besarnya biaya yang harus dikeluarkan dan waktu yang disita untuk mengerjakan hal itu. Perempuan mulai mengeluh, mendamprat, bahkan kadang memaki karena lelah, karena tegang. Akankah keadaan ini terus berlanjut?

Kalau dibiarkan, anak-anak merasakan situasi ini, anak-anak merasakan betapa beratnya jadi orang Bali beragama Hindu. Tidakkah hal ini akan merugikan generasi berikutnya? Karena dalam masa kecil bukan kebahagian yang dirasakan dan dibayangkan, tetapi betapa beratnya mengerjakan upacara-upacara. Anak-anak menilai upacara bukan lagi dari nilai upacara, namun dari sudut pandangan materi. Berapa beban yang harus dipikul, berapa biaya yang harus dikeluarkan, berapa waktu yang harus dibuang untuk mengerjakan itu. Pandangannya kemudian mungkin seperti pertanyaan seorang anak muda di sebuah pura di Jakarta kepada saya. ''Bisakah Anda merasakan adanya Tuhan? Untuk apa kita sembahyang kepada hal yang tidak bisa dirasakan dan dibayangkan?''

Jangan dianggap pertanyaan ini mengada-ada atau meremehkan. Mari rasakan dan renungkan kembali pertanyaan ini. Apakah karena kita sebagai orang tua tidak bisa memberikan memori sewaktu mereka kanak-kanak, pemahaman apa itu Tuhan, apa itu upacara, dan apa itu leluhur, sehingga dalam memahami kehidupan mereka menggunakan pemahaman logika, bukan pemahaman rasa atau intuisi. Mereka sulit merasakan bagaimana membuat upacara besar yang menghabiskan banyak biaya kemudian setelah selesai dibuang begitu saja. Untuk apa membuang-buang waktu. Akhirnya mereka akan berkata seperti pernyataan mahasiswa Jerman yang pernah mengikuti ceramah saya di Tubingen. ''Kalau Tuhan bisa memberikan saya mobil sekarang, baru saya percaya ada Tuhan.''

Persiapan Galungan

Dalam menyambut hari raya Galungan dan Kuningan, merupakan kesempatan baik buat orang tua untuk membina anak-anak dan keluarganya, bahwa mengerjakan sesuatu harus berencana, diambil bertahap agar tidak merasa beban. Persiapan bertahap seperti Sugian, Penyajaan, Penampahan dan kemudian Galungan, Manis Galungan dan Paing Galungan. Pengaturan ini dibuat sedemikian rupa agar bisa melakukan dengan bertahap, ada saat bekerja keras, ada saat untuk mempersembahkan pada hari Galungan dan ada saat untuk bersenang-senang, 1-2 hari pada Manis dan Paing Galungan.

Semua anggota keluarga mengerjakan dalam sebuah tim, di mana anak-anak muda belajar pada orang tuanya, keluarganya dan masyarakat di sekitarnya. Suasana Galungan memperlihatkan suasana kerja sebuah tim, menyelesaikan semua rangkaian upacara dengan santai tetapi serius. Bekerja dalam sebuah tim, meminta semua yang terlibat untuk aktif mengerjakan apa yang bisa dikerjakan, membantu yang belum bisa dan mengerjakan yang mungkin dapat dikerjakan. Semua mengambil tugas sesuai dengan kemampuannya tanpa merasa saya lebih banyak mengambil pekerjaan atau merasa tidak perlu mengambil pekerjaan biar santai. Jika mampu mendorong semua anggota keluarga merasa berada dalam sebuah tim, tentu masing-masing mempunyai perasaan meyadnya. ''Ini tugas saya, ini juga pengabdian saya, dan ini juga keterpanggilan saya untuk keluarga, leluhur dan Sang Hyang Widi Wasa.''

Perasaan ''Rahayu''

Masyarakat Bali dalam menjalankan kehidupan, berusaha agar bisa merasakan rahayu (damai/selamat) dengan melaksanakan konsep waktu adalah hubungan baik. Menjaga hubungan baik dengan sesama, dengan lingkungan dan alam semesta, dengan leluhur dan Sang Hyang Widi Wasa. Hidup itu tidak bisa diselesaikan sendiri, harus saling membantu dan saling menghargai. Dalam menyambut hari raya Galungan dan Kuningan, kalau tidak ada waktu atau tidak bisa membuat canang jangan menghukum diri dengan, ''Saya bukan orang Bali Hindu.''

Manusia tidak ada yang sempurna, ada kelebihan dan kekurangannya. Dan semua ini tidak menutup kemungkinan untuk mendekatkan diri kepada leluhur dan Hyang Widi Wasa. Meminta bantuan orang lain atau membantu orang lain tidak salah. Membeli banten karena tidak bisa membuat banten juga salah satu bentuk yadnya. Karena, bisa memberikan kehidupan untuk orang lain yang hanya mempunyai kemampuan dalam membuat banten. Sehingga dalam merayakan hari raya Galungan, semua orang bisa menyambut dengan bahagia, ada yang membeli dan ada yang membuat.

Kalau dahulu, tuntutan hidup belum sebanyak sekarang, banyak hal yang bisa dikerjakan sendirian tanpa perlu membeli. Namun sekarang kebutuhan hidup meningkat dan kehidupan di Bali tidak lagi homogen. Sistem hidup sudah berubah, keterikatan tidak hanya dalam keluarga, namun sudah meluas. Persaingan hidup ketat. Bali dahulu beda dengan Bali sekarang. Dahulu hidup bisa dijalani dengan santai karena tidak ada persaingan. Sekarang kalau ingin hidup di Bali tidak bisa seperti dahulu. Kita harus saling membantu dan saling bekerja sama dengan jangan membiarkan kantong-kantong kehidupan di Bali diambil orang lain.

Banyak perusahaan tidak mau menerima orang Bali karena mereka mengatakan, ''Orang Bali sibuk melaksanakan upacara agama, banyak libur dan tidak menguntungkan dalam berbisnis yang menghitung waktu adalah uang, bukan waktu adalah hubungan baik.'' Mari kita sama-sama saling menghidupi. Mendapatkan rezeki tidak hanya lewat pariwisata. Mendapatkan rezeki juga melalui saling membantu ini, sehingga mengajarkan hidup berdikari bisa dipraktikkan di Bali. Kalau orang Bali mulai berpikir mengenai kehidupan ini --''Hanya orang Bali yang bisa menjaga Bali, hanya orang Bali yang bisa menghidupi dirinya--,'' maka mulailah melakukan ''Apa pun yang akan dikerjakan hendaknya dilakukan dengan sepenuh hati akan menghasilkan uang''. Kembalikan karakter orang Bali, orang Bali kreatif dan cepat mengubah sikap untuk menjaga keseimbangan. Orang Bali mau menggunakan tanahnya untuk berusaha, mengagungkan Dewi Sri sebagai Dewi Padi dan Dewi kehidupan, juga merupakan sebuah yadnya, menjaga Bali dengan Kebaliannya.

''Ngayah''

Mengartikan emansipasi dalam keluarga jangan digunakan pemahaman orang lain. Maukah melihat peran manusia di Bali bukan dari sudut fisik ia sebagai laki-laki atau perempuan? Peran seseorang dalam keluarga bisa sebagai ''ayah'' dan bisa sebagai ''ibu'' untuk anaknya tanpa melihat fisiknya. Laki-laki bisa mengambil peran sebagai ibu, perempuan bisa mengambil peran sebagai ayah sesuai dengan keterpanggilan hatinya. Masing-masing berusaha mempertahankan keluarga. Di dalam keluarga inilah peran sebagai seorang ibu, ayah, dan anak dipraktikkan. Saling menghargai, menghormati dan membantu. Sistem keluarga sebagai sebuah tim yang merupakan konsep keluarga Bali, perlu terus dikembangkan. Sehingga pendidikan anak pada liburan sekolah dalam rangka hari raya Galungan dan Kuningan tidak dibebankan kepada sekolah kalau tidak ingin kehilangan anak.

Pada saat inilah orang tua harus bisa memasukkan pemahaman agama, budaya Bali dan merasakan keharmonisan keluarga. Kalau anak nakal, jangan salahkan anak itu. Kalau anak mabuk-mabukan, jangan salahkan anak itu. Mari tinjau diri kita sendiri, apakah telah memberikan kebahagiaan dan keharmonisan waktu mereka kanak-kanak? Apakah sudah menanamkan kedekatan dengan leluhur dan Tuhan dengan melaksanakan sesuatu dengan ikhlas, ngayah tanpa mengharapkan imbalan.

Sang Hyang Widi Wasa, Hyang Maha Tahu tentu memberikan jalan terbaik buat umat-Nya yang dekat dan percaya dengan-Nya. Waktu liburan inilah kesempatan memasukkan memori kepada anak, bagaimana ia sebagai anak berhubungan dengan keluarga, keluarga besar dan anggota banjar. Dalam melibatkan anak di banjar untuk belajar bermasyarakat adalah cara yang terbaik untuk mendewasakan anak. Salah satu pendidikan yang dilakukan dalam aktivitas sekaa teruna adalah menyelenggarakan bazar, melatih kepedulian anak bertanggung jawab dan bermasyarakat.

Bisakah dalam menyelenggarakan bazar keberhasilan tidak dinilai dari berapa uang yang diperoleh, namun mampukah bekerja sebagai sebuah tim, semua merasa senang dan puas. Apa artinya uang banyak kalau kemudian uang itu sebenarnya dari hasil merangsang orang lain untuk minum alkohol dan merokok yang merusak dirinya, lingkungan dan orang lain. Nilai uang itu akhirnya tidak ada karena aktivitas bazar itu telah melahirkan peminum dan perokok. Kalau tujuan melaksanakan bazar tidak hanya mencari uang semata namun untuk menggalang kerja sama, menggalang keterikatan sebagai warga banjar, merangsang kepedulian dan keterpanggilan, banyak cara yang bisa dilakukan tanpa harus menjual rokok dan alkohol. Dengan tidak menjual minuman beralkohol dan rokok, loncatan besar telah dilakukan, menyelamatkan Bali dari kebrutalan dan menyelamatkan Bali dari kesakitan. Alkohol dan nikotin yang terkandung dalam rokok adalah zat yang tidak hanya merusak fisik, tetapi juga mengubah zat kimia di otak yang menimbulkan gangguan jiwa. Apakah akan dibiarkan gangguan jiwa tumbuh subur bagai jamur di Bali?

Meyadnya tidak hanya pada persiapan melaksanakan upacara, juga termasuk setelah selesai upacara. Bisakah yadnya itu tidak hanya untuk keseimbangan diri sendiri, tetapi juga keseimbangan pada lingkungan yang membantu kehidupan kita. Jangan biarkan sisa-sisa upacara mengotori lingkungan. Bisakah meyadnya pada lingkungan dengan ngayah menanam bekas-bekas banten yang tidak terpakai, mengembalikan mereka ke bumi. Tanam di pekarangn rumah, pisahkan dengan sampah plastik dan botol. Tindakan ini akan menyuburkan kembali tanah kita dan ini adalah sebuah bentuk yadnya pada Ibu Pertiwi.

 

Source: Luh Ketut Suryani l Bali Post, Senin Pon, 22 April 2002

Senin, 24 Agustus 2020

Materi Bahasa Inggris Chapter II Kelas 7 It’s Me!

Siswa siswi yang kami banggakan. Stelah sebelumnya telah saya publish Materi SMP kelas 7 Semester 1 tentang Materi Kelas 7 Tema Good morning. How are You?  kali ini kita akan membahas Materi Bahasa Inggris Chapter II Kelas 7 It’s Me!

Rangkuman materi bahasa inggris ini memiliki tujuan memudahkan para siswa di dalam belajar atau memudahkan di dalam melacak materi yang dapat di ajarkan. Berikut ini adalah Rangkuman materi pelajaran bahasa inggris SMP Kelas 7 Semester 1 .

Kompetensi Dasar

3.2 mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait jati diri, pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya. {Perhatikan unsur kebahasaan dan kosa kata terkait hubungan keluarga; pronoun (subjective, objective, possessive)

4.2 menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait jati diri, pendek dan sederhana, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks

Materi Bahasa Inggris Chapter II Kelas 7 It’s Me!

Materi Chapter II This Is Me!

Bagi kalian yang baru beranjak masuk kekelas 7 SMP tentunya bertemu dengan teman-teman baru di sekolah, dan tidak mengenal mereka. Apa yang biasanya kita lakukan jika menemui orang yang belum pernah kita kenal sebelumnya? Apa yang  harusnya kita ucapkan jika ingin berkenalan dengan orang-orang yang baru di lingkungan kita? Nah berikut ini ada contoh dari ungkapan-ungkapan perkenalan diri dalam bahasa inggris untuk teman-teman yang sedang berada di bangku kelas 7 SMP.

Introducing Oneself

  • My name is Chika (Nama saya Chika)
  • My full name is Chika Andini (Nama lengkap saya Chika Andini)
  • My nick name is Chika (Nama panggilan saya adalah Chika)
  • Hi, I am Chika (Hai, saya Chika)
  • Hello, my name is Chika (Halo, nama saya Chika)
  • Good morning. My name is Chika (Selamat pagi. Nama saya Chika)
  • May I introduce myself? My name is Chika (Bolehkah saya memperkenalkan diri? Nama saya Chika)
  • Let me introduce myself. My name is Chika. (Ijinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Chika)
  • First of all, I would like to introduce myself. My name is Chika (Sebelumnya, saya ingin memperkenalkan diri dulu. Nama saya Chika)
  • How do you do? My name is Chika (How do you do?. Nama saya Chika)

Responses It’s Me

  • Hi, I’m Andika. Glad to meet you. (Hai, saya Andika. Senang bertemu dengan anda)
  • Hello, My name is Andika Pleased to meet you (Halo, nama saya Andika. Senang bertemu dengan anda)
  • Good morning. I am Andika How do you do?. (Selamat pagi. Nama saya Andika. How do you do?)
  • How do you do? My name is Andika. Nice to meet you (How do you do?. Nama saya Andika. Senang bertemu dengan anda)

Introducing Others

  • Do you know Chika? (Apakah anda tahu Chika?)
  • Have you met Chika? (Pernahkah anda bertemu Chika?)
  • This is a friend of mine, Andika. (Ini teman saya, Andika)
  • Chika, this is Andika, my friend. (Chika, ini Andika, teman saya)
  • May I introduce my friendi? (Bolehkan saya memperkenalkan teman saya?)
  • Please allow me to introduce our new Administration Manager. (Ijinkan saya untuk memperkenalkan manajer administrasi kita yang baru)
  • Let me introduce you to Mrs. Lina our new Marketing Manager.  Mrs. Lina. this is Mr. Lutfi from Java Plantation Company. (Ijinkan saya untuk memperkenalkan anda kepada Ibu Lina, Manajer Marketing baru kita. Ibu Lina, Ini adalah Bapak Lutfi dari perusahaan Java Plantation).

Responses Others

  • No, I don’t think so. (Sepertinya tidak)
  • No, I haven’t. (Tidak, aku belum pernah)
  • Hi, glad to meet you. I am Andika. (Hai, senang bertemu dengan anda. Saya Andika)
  • Hello, Okki. Pleased to meet you. (Halo Andika. Senang bertemu denganmu)
  • I am glad to know you (Saya senang bisa mengenal anda)
  • It is nice to see you. (Senang bisa melihat anda)
  • How do you do? (Ungkapan saat baru bertemu pertama kalinya)
  • How do you do? It is very nice to meet you. (How do you do? senang sekali bisa bertemu dengan anda) 

Contoh Teks Introducing Oneself

Good morning all, allow me to introduce myself in. My name is Ruby Anindita. I was born in Padang on 30 November 2009. Now I live in Bandung. Right now I stayed at my uncle’s house. Now allow me to introduce myself further. I like things that smell of adventurous, and small things like reading, watching, and spent my free time by doing nothing. Okay now about me and my family,  I am the second child in my family. I have a little sister, and she is kindergarten student. My father is a Teacher of English which is  named Dodi Sudirman. While my mother is a housewife.I love my family more than anything. Well that’s my introduction this time. Pleased to meet you.
(Selamat pagi semua, izinkan saya untuk memperkenalkan diri di. Nama saya Ruby Anindita. Saya lahir di Padang pada tanggal 30 November 2009. Sekarang saya tinggal di Bandung. Saat ini aku tinggal di rumah pamanku. Sekarang izinkan saya untuk memperkenalkan diri lebih lanjut. Saya suka hal-hal yang berbau petualangan, dan hal-hal kecil seperti membaca, menonton, dan menghabiskan waktu luang saya tanpa melakukan apa-apa. Oke sekarang tentang saya dan keluarga saya, saya anak kedua dalam keluarga saya. Aku punya adik, dan dia siswa TK. Ayah saya adalah Guru bahasa Inggris yang bernama Dodi Sudirman. Sementara ibu saya adalah ibu rumah tangga. Saya mencintai keluarga saya lebih dari apa pun. Nah itulah pengenalan diri saya kali ini. Senang bertemu denganmu.)
 

Contoh Dialog Introducing Oneself

Gilang : Excuse me. I don’t think we have met, I’m Gilang. (Permisi, sepertinya kita belum pernah bertemu, saya Gilang)
Nando : Hello. I’m Nando. I am your new neighbor. (Halo, Saya Nanda. Saya tetangga barumu)
Gilang : Oh really?. You move to the house next to me, aren’t you? (Oh benarkah? Kamu pindah ke rumah disebelah saya kan?)
Nando : Yes it is. Please come to my house this afternoon. I baked some cookies. (Iya. Tolong datang sore ini ke rumah saya. Saya sudah memanggang kue kering)
Gilang : Sure! Thanks. Nice to know you Nando. (Tentu saja! Terima Kasih. Senang bisa mengenalmu Nando)
Nando : Nice to know you too Gilang. (Senang bisa mengenalmu juga Gilang)

Contoh Dialog Introducing Others

Silvia : That’s Deri. Do you know him? (Itu Deri. Apakah kamu mengenalnya?)
Pipit : No, I don’t. (Tidak, aku tidak mengenalnya)
Silvia : Hello, Deri. How are you? (Halo Deri. Apa kabar?)
Deri : Hello, Silvia. I’m fine thanks. (Hai Silvia, aku baik baik saja terima kasih)
Silvia : Deri, this is a friend of mine, Pipit Nurlaila. (Deri ini temanku, Pipit Nurlaila)
Deri : Hello Pipit. Pleased to meet you. (Halo Pipit, senang bertemu denganmu)
Pipit : Hi Deri, Pleased to meet you too. (Hai Deri, senang bertemu denganmu juga)

Untuk lebih jelasnya, simak video ini! 


Setelah menyimak materi, silahkan kerjakan tugas berikut! 

Senin, 27 Juli 2020

BAHASA INGGRIS KELAS 7: THANKING AND APOLOGIZING

Setelah kita belajar mengenai sapaan dan pamitan atau greeting and leave taking, berikut nya kita belajar mengenai cara berterima kasih (expressing gratitute) dan meminta maaf (Making apology).

1.      Thanking
Thanking, to thank artinya berterima kasih atau mengucapkan terima kasih kepada orang lain yang telah membantu atau menolong kita.
Berikut ini adalah ungkapan/ekspresi dan jawaban/respon yang biasa digunakan untuk mengungkapkan terima kasih kepada orang lain:
a.       Expressing gratitute/Thanking
-          Thank you
-          Thank you so much
-          Thank you very much
-          Thanks a lot
-          Thanks
-          Many thanks
-          Thanks for helping me
-          Thanks for your help
b.      Responding to thanking
-          You are welcome
-          You’re welcome
-          Don’t mention it
-          No problem
-          All right
-          Never mind

2.      Apologizing
Apologizing, to apologize artinya meminta maaf atas kesalahan/kekhilafan kepada orang lain. Dengan kata lain, meminta maaf dapat berarti menyesali atas perbuatan yang telah dilakukan.
Berikut adalah ungkapan/ekspresi dan tanggapan atau menerima maaf yang umumnya digunakan untuk meminta maaf kepada orang lain:
a.       Making apology (Meminta maaf)
-          Sorry
-          I’m sorry
-          I’m so sorry
-          I’m really sorry
-          Sorry it was my fault
-          Forgive me
-          I do apologize
-          I apologize
-          Pardon me
-          Please accept my apology
-          Sorry for my mistakes.
b.      Accepting apology (Menerima maaf)
-          That’s all right
-          That’s okay
-          It’s all right
-          It’s okay
-          It’s fine
-          Forget it
-          Never mind
-          Don’t apologize
-          It doesn’t matter
-          Don’t worry about it.

3.      Contoh Dialog Thanking
a.       Shidqi  : Laila, May I borrow your dictionary?
Laila    : Of course, Shidqi. Here you are.
Shidqi  : Thank you.
Laila    : You are welcome.
b.      Ana     : What are you doing, Ali?
Ali       : I’m finishing my homework, An.
Ana     : Can I help you?
Ali       : Oh, Thank you very much.
Ana     : Don’ t mention it.

4.      Contoh Dialog Apologizing
a.       Ahmad            : Imam, can you lend me your calculator?
Imam   : I’m sorry, Ahmad. I’m still using it.
Imam   : That’s okay. I’ll borrow another.

b.      Sofyan             : Sorry, sir. I’m late.
Mr. Sulton       : It’s all right. Why are you late, Sofyan?
Sofyan             : I got up at seven in the morning, sir. I watched TV until eleven at night.
Mr. Sulton       : You must sleep early. Please don’t do that anymore.
Sofyan             : All right, sir.






Sabtu, 25 Juli 2020

Pendaftaran Ekstra Kurikuler Kelas 7B 2020/2021

Ekstrakurikuler atau ekskul ini adalah salah satu kegiatan atau aktivitas tambahan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang dilakukan baik di sekolah atau di luar sekolah itu dengan tujuan untuk bisa mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan serta wawasan dan juga membantu di dalam membentuk karakter peserta didik itu sesuai dengan minat serta bakat tiap-tiap individu.

Untuk seluruh siswa kelas 7B yang akan mengikuti kegiatan ekstra silahkan isi form berikut ini:


Senin, 20 Juli 2020

Chapter I : Good morning. How are You?

Di SD sebelumnya mungkin kita telah mempelajari materi ini, namun karena kita sekarang sudah masuk ke jenjang yang lebih tinggi, dan bertemu dengan teman-teman baru, tentunya kita harus memperkenalkan diri kita kepada teman-teman kita utamanya saat pelajaran bahasa inggris. Yuk mari kita langsung saja simak materi greeting and parting kelas 7 SMP berikut ini.

Rabu, 15 Juli 2020

Pidato Penutupan MPLS Maya SMP Negeri 4 Sukasada

Prestasi SMP Negeri 4 Sukasada

Selasa, 14 Juli 2020

Lagu Bagimu Negeri

Pengenalan Ekstra Kurikuler SMP Negeri 4 Sukasada Dalam MPLS


Panduan Seru Belajar “New Normal” dan Protokol Kesehatan dalam upaya pencegahan Covid-19

Bagi sekolah yang berada di zona hijau dan telah mendapatkan ijin dari otoritas setempat untuk melakukan pembelajaran tatap muka atau pembelajaran di sekolah, maka ada beberapa panduan yang harus diikuti demi mencegah penyebaran covid-19.
Silahkan simak video dibawah ini dan selamat menyaksikan.

Senin, 13 Juli 2020

MPLS Maya SMP Negeri 4 Sukasada

Hari ini, 13 Juli 2020 SMP Negeri 4 Sukasada menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah secara Daring, MPLS ini menandai dimulainya tahun pembelajaran 2020/2021.
MPLS maya ini dilaksanakan untuk menghindari penularan covid-19 ke  siswa, guru dan orang tua murid dari covid-19. 
Berikut beberapa video yang ditayangkan sebagai materi dalam MPLS maya ini. 




Selasa, 07 Juli 2020

HARI RAYA PAGERWESI


Kata “pagerwesi” artinya pagar dari besi. Ini me-lambangkan suatu perlindungan yang kuat. Segala sesuatu yang dipagari berarti sesuatu yang bernilai tinggi agar jangan mendapat gangguan atau dirusak. 

Hari Raya Pagerwesi sering diartikan oleh umat Hindu sebagai hari untuk memagari diri yang dalam bahasa Bali disebut magehang awak. Nama Tuhan yang dipuja pada hari raya ini adalah Sanghyang Pramesti Guru.

Sanghyang Paramesti Guru adalah nama lain dari Dewa Siwa sebagai manifestasi Tuhan untuk melebur segala hal yang buruk. Dalam kedudukannya sebagai Sanghyang Pramesti Guru, beliau menjadi gurunya alam semesta terutama manusia. Hidup tanpa guru sama dengan hidup tanpa penuntun, sehingga tanpa arah dan segala tindakan jadi ngawur.

Hari Raya Pagerwesi dilaksanakan pada hari Budha (Rabu) Kliwon Wuku Shinta. Hari raya ini dilaksanakan 210 hari sekali. Sama halnya dengan Galungan, Pagerwesi termasuk pula rerahinan gumi, artinya hari raya untuk semua masyarakat, baik pendeta maupun umat walaka. Dalam lontar Sundarigama disebutkan:
“Budha Kliwon Shinta Ngaran Pagerwesi payogan Sang Hyang Pramesti Guru kairing ring watek Dewata Nawa Sanga ngawerdhiaken sarwa tumitah sarwatumuwuh ring bhuana kabeh.”
Artinya:
Rabu Kliwon Shinta disebut Pagerwesi sebagai pemujaan Sang Hyang Pramesti Guru yang diiringi oleh Dewata Nawa Sanga (sembilan dewa) untuk mengembangkan segala yang lahir dan segala yang tumbuh di seluruh dunia.

Pelaksanaan upacara/upakara Pagerwesi sesungguhnya titik beratnya pada para pendeta atau rohaniawan pemimpin agama. Dalam lontar Sundarigama disebutkan:
Sang Purohita ngarga apasang lingga sapakramaning ngarcana paduka Prameswara. Tengahiwengi yoga samadhi ana labaan ring Sang Panca 0Maha Bhuta, sewarna anut urip gelarakena ring natar sanggah.
Artinya:
Sang Pendeta hendaknya ngarga dan mapasang lingga sebagaimana layaknya memuja Sang Hyang Prameswara (Pramesti Guru). Tengah malam melakukan yoga samadhi, ada labaan (persembahan) untuk Sang Panca Maha Bhuta, segehan (terbuat dari nasi) lima warna menurut uripnya dan disampaikan di halaman sanggah (tempat persembahyangan).

Hakikat pelaksanaan upacara Pegerwesi adalah lebih ditekankan pada pemujaan oleh para pendeta dengan melakukan upacara Ngarga dan Mapasang Lingga.
Tengah malam umat dianjurkan untuk melakukan meditasi (yoga dan samadhi). Banten yang paling utama bagi para Purohita adalah “Sesayut Panca Lingga” sedangkan perlengkapannya Daksina, Suci Praspenyeneng dan Banten Penek. 
Meskipun hakikat hari raya Pagerwesi adalah pemujaan (yoga samadhi) bagi para Pendeta (Purohita) namun umat kebanyakan pun wajib ikut merayakan sesuai dengan kemampuan. Banten yang paling inti perayaan Pegerwesi bagi umat kebanyakan adalah natab Sesayut Pagehurip, Prayascita, Dapetan. Tentunya dilengkapi Daksina, Canang dan Sodaan. Dalam hal upacara, ada dua hal banten pokok yaitu Sesayut Panca Lingga untuk upacara para pendeta dan Sesayut Pageh Urip bagi umat kebanyakan.

Makna Filosofi
Sebagaimana telah disebutkan dalam lontar Sundarigama, Pagerwesi yang jatuh pada Budha Kliwon Shinta merupakan hari Payogan Sang Hyang Pramesti Guru diiringi oleh Dewata Nawa Sangga. Hal ini mengundang makna bahwa Hyang Premesti Guru adalah Tuhan dalam manifestasinya sebagai guru sejati.

Mengadakan yoga berarti Tuhan menciptakan diri-Nya sebagai guru. Barang siapa menyucikan dirinya akan dapat mencapai kekuatan yoga dari Hyang Pramesti Guru. Kekuatan itulah yang akan dipakai memagari diri. Pagar yang paling kuat untuk melindungi diri kita adalah ilmu yang berasal dari guru sejati pula. Guru yang sejati adalah Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu inti dari perayaan Pagerwesi itu adalah memuja Tuhan sebagai guru yang sejati. Memuja berarti menyerahkan diri, menghormati, memohon, memuji dan memusatkan diri. Ini berarti kita harus menyerahkan kebodohan kita pada Tuhan agar beliau sebagai guru sejati dapat megisi kita dengan kesucian dan pengetahuan sejati.

Pada hari raya Pagerwesi adalah hari yang paling baik mendekatkan Atman kepada Brahman sebagai guru sejati . Pengetahuan sejati itulah sesungguhnya merupakan “pager besi” untuk melindungi hidup kita di dunia ini. Di samping itu Sang Hyang Pramesti Guru beryoga bersama Dewata Nawa Sanga adalah untuk “ngawerdhiaken sarwa tumitah muang sarwa tumuwuh.”
Ngawerdhiaken artinya mengembangkan. Tumitah artinya yang ditakdirkan atau yang terlahirkan. Tumuwuh artinya tumbuh-tumbuhan.

Mengembangkan hidup dan tumbuh-tumbuhan perlulah kita berguru agar ada keseimbangan.
Dalam Bhagavadgita disebutkan ada tiga sumber kemakmuran yaitu:
Krsi yang artinya pertanian (sarwa tumuwuh).
Goraksya, artinya peternakan atau memelihara sapi sebagai induk semua hewan.
Wanijyam, artinya perdagangan. Berdagang adalah suatu pengabdian kepada produsen dan konsumen. Keuntungan yang benar, berdasarkan dharma apabila produsen dan konsumen diuntungkan. Kalau ada pihak yang dirugikan, itu berarti ada kecurangan. Keuntungan yang didapat dari kecurangan jelas tidak dikehendaki dharma.
Kehidupan tidak terpagari apabila tidak berkembangnya sarwa tumitah dan sarwa tumuwuh. Moral manusia akan ambruk apabila manusia dilanda kemiskinan baik miskin moral maupun miskin material. Hari raya Pagerwesi adalah hari untuk mengingatkan kita untuk berlindung dan berbakti kepada Tuhan sebagai guru sejati. Berlindung dan berbakti adalah salah satu ciri manusia bermoral tanpa kesombongan.

Mengembangkan pertanian dan peternakan bertujuan untuk memagari manusia dari kemiskinan material. Karena itu tepatlah bila hari raya Pagerwesi dipandang sebagai hari untuk memerangi diri dengan kekuatan meterial. Kalau kedua hal itu (pertanian dan peternakan) kuat, maka adharma tidak dapat masuk menguasai manusia. Yang menarik untuk dipahami adalah Pagerwesi adalah hari raya yang lebih diperuntukkan para pendeta (sang purohita). Hal ini dapat dipahami, karena untuk menjangkau vibrasi yoga Sanghyang Pramesti Guru tidaklah mudah. Hanya orang tertentu yang dapat menjangkau vibrasi Sanghyang Pramesti Guru. Karena itu ditekankan pada pendeta dan beliaulah yang akan melanjutkan pada masyarakat umum. Dalam agama Hindu, purohita adalah adi guru loka yaitu guru utama dari masyarakat. Sang Purohita-lah yang lebih mampu menggerakkan atma dengan tapa brata.
Dalam Manawa Dharmasastra V, 109 disebutkan:
Atma dibersihkan dengan tapa bratabudhi dibersihkan dengan ilmu pengetahuan (widia) manah (pikiran) dibersihkan dengan kebenaran dan kejujuran yang disebut satya.
Penjelasan Manawa Dharmasastra ini adalah bahwa atma yang tidak diselimuti oleh awan kegelapan dari hawa nafsu akan dapat menerima vibrasi spiritual dari Brahman. Vibrasi spiritual itulah sebagai pagar besi dari kehidupan dan itu pulalah guru sejati. Karena itu amat ditekankan pada Hari Raya Pagerwesi para pendeta agar ngarga, mapasang lingga.
Ngarga adalah suatu tempat untuk membuat tirtha bagi para pendeta. Sebelum membuat tirtha, terlebih dahulu pendeta menyucikan arga dengan air, dengan pengasepan sampai disucikan dengan mantra-mantra tertentu sehingga tirtha yang dihasilkan betul-betul amat suci. 

Pembuatan tirtha dalam upacara-upacara besar dilakukan dengan mapulang lingga. Tirtha suci itulah yang akan dibagikan kepada umat. Mengingat ngargha mapasang lingga dianjurkan oleh lontar Sundarigama pada hari Pagerwesi ini, berarti para pendeta harus melakukan hal yang amat utama untuk mencapai vibrasi spiritual payogan Sanghyang Pramesti Guru.
Sesayut Panca Lingga dengan inti ketipat Lingga adalah memohon lima manifestasi Siwa untuk memberikan benteng kekuatan (pager besi) dalam menghadapi hidup ini. Para pendetalah yang mempunyai kewajiban menghadirkan lebih intensif dalam masyarakat. Kemahakuasaan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Siwa dengan simbol Panca Lingga, Sesayut Pageh Urip bagi kebanyakan atau umat yang masih walaka. Kata “pageh” artinya “pagar” atau “teguh” sedangkan “urip” artinya “hidup”. “Pageh urip” artinya hidup yang teguh atau hidup yang terlindungi. Kata “sesayut” berasal dari bahasa Jawa dari kata “ayu” artinya selamat atau sejahtera.
Natab Sesayut artinya mohon keselamatan atau kerahayuan. Banten Sesayut memakai alas sesayut yang bentuknya bundar dan maiseh dari daun kelapa. Bentuk ini melambangkan bahwa untuk mendapatkan keselamatan haruslah secara bertahap dan beren-cana. Tidak bisa suatu kebaikan itu diwujudkan dengan cara yang ambisius. Demikianlah sepintas filosofi yang terkandung dalam lambang upacara Pagerwesi.

Di India, umat Hindu memiliki hari raya yang disebut Guru Purnima dan hari raya Walmiki Jayanti. Upacara Guru Purnima pada intinya adalah hari raya untuk memuja Resi Vyasa berkat jasa beliau mengumpulkan dan mengkodifikasi kitab suci Weda. Resi Vyasa pula yang menyusun Itihasa Mahabharatha dan Purana. Putra Bhagawan Parasara itu pula yang mendapatkan wahyu ten-tang Catur Purusartha yaitu empat tujuan hidup yang kemudian diuraikan dalam kitab Brahma Purana.

Berkat jasa-jasa Resi Vyasa itulah umat Hindu setiap tahun merayakan Guru Purnima dengan mengadakan persembahyangan atau istilah di India melakukan puja untuk keagungan Resi Vyasa dengan mementaskan berbagai episode tentang Resi Vyasa. Resi Vyasa diyakini sebagai adi guru loka yaitu gurunya alam semesta.
Sedangkan Walmiki Jayanti dirayakan setiap bulan Oktober pada hari Purnama. Walmiki Jayanti adalah hari raya untuk memuja Resi Walmiki yang amat berjasa menyusun Ramayana sebanyak 24.000 sloka. Ke-24. 000 sloka Ramayana itu dikembangkan dari Tri Pada Mantra yaitu bagian inti dari Savitri Mantra yang lebih populer dengan Gayatri Mantra. Ke-24 suku kata suci dari Tri Pada Mantra itulah yang berhasil dikembangkan menjadi 24.000 sloka oleh Resi Walmiki berkat kesuciannya. Sama dengan Resi Vyasa, Resi Walmiki pun dipuja sebagai adi guru loka yaitu maha gurunya alam semesta.

Sampai saat ini Mahabharata dan Ramayana yang disebut itihasa adalah merupakan pagar besi dari manusia untuk melindungi dirinya dari serangan hawa nafsu jahat.
Jika kita boleh mengambil kesimpulan, kiranya Hari Raya Pagerwesi di Indonesia dengan Hari Raya Guru Purnima dan Walmiki Jayanti memiliki semangat yang searah untuk memuja Tuhan dan resi sebagai guru yang menuntun manusia menuju hidup yang kuat dan suci. Nilai hakiki dari perayaan Guru Purnima dan Walmiki Jayanti dengan Pegerwesi dapat dipadukan. Namun bagaimana cara perayaannya, tentu lebih tepat disesuaikan dengan budaya atau tradisi masing-masing tempat. Yang penting adalah adanya pemadatan nilai atau penambahan makna dari memuja Sanghyang Pramesti Guru ditambah dengan memperdalam pemahaman akan jasa-jasa para resi, seperti Resi Vyasa, Resi Walmiki dan resi-resi yang sangat berjasa bagi umat Hindu di Indonesia.
(Sumber: Buku “Yadnya dan Bhakti” oleh Ketut Wiana, terbitan Pustaka Manikgeni)
http://www.parisada.org/

Minggu, 05 Juli 2020

6 Karakter Sistem Pendidikan demi Capai Profil Pelajar Pancasila



Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyampaikan upayanya mengubah karakter sistem pendidikan Indonesia ke depan, termasuk pendidikan di perguruan tinggi.

Ada 6 karakter yang akan ia tanamkan untuk mencetak pelajar Indonesia masa depan. Karakter tersebut harus bisa mencetak profil pelajar Pancasila.

"Benang merah adalah suatu visi kampus masa depan kita, dan visi itu berdasarkan satu prinsip atau objektif mencetak profil pelajar Pancasila. Itu adalah objektif dari sistem pendidikan kita ke depan yang punya 6 karakter. Pertama, beriman, bertakwa, berakhlak dan berintegritas," kata Nadiem dalam diskusi daring, Sabtu (4/7).

Kedua, ia berharap agar para pelajar memiliki rasa kebhinekaan yang global, cinta keberagaman, dan rasa nasionalisme karena cinta akan keberagaman yang ada di Indonesia. Ketiga, Nadiem menargetkan, para pelajar memiliki kemandirian, memiliki kemampuan bekerja dan belajar secara independen. Artinya, pelajar diharap memiliki motivasi untuk mencari ilmu sendiri.

"Keempat gotong royong, ini kompetensi terpenting di masa depan dunia kerja kita. Memiliki kemampuan komunikasi secara tim dan efektif," imbuh Nadiem.

Kelima, Nadiem berharap agar pelajar bisa memiliki pemikiran yang kritis yang berguna untuk pemecahan masalah, mempertanyakan fakta, dan menggunakan logika.

"Dan tentu saja kuantitatif," kata Nadiem.

Terakhir, Nadiem mencanangkan agar para pelajar memiliki kreativitas. Artinya, pelajar mampu melihat sesuatu yang sebelumnya tidak ada jadi ada atau memiliki kemampuan dalam berkarya.

"Semua strategi dan program ini akan mengarah ke suatu visi ke depan kampus kita seperti apa, agar semua kebijakan terlihat, kenapa akan melahirkan seperti apa. Tidak perlu menunggu 10 tahun, harapan saya 5 tahun ke depan terjadi," tutup Nadiem.

Sabtu, 04 Juli 2020

“Guru Penggerak” Bakal Jadi Ujung Tombak Transformasi Pendidikan Indonesia



Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengatakan Merdeka Belajar Episode 5: “Guru Penggerak” merupakan ujung tombak perubahan transformasi pendidikan Indonesia.

“Diharapkan program ini dapat mendukung tumbuh kembang siswa secara holistik,” kata Mendikbud saat peluncuran Merdeka Belajar Episode 5 : Guru Penggerak melalui virtual zoom webinar yang disiarkan secara langsung pada kanal youtube Kemendikbud RI, Jumat (03/07/2020).

Nadiem mengungkapkan, Guru Penggerak sendiri adalah program pelatihan, identifikasi dan pembibitan calon pemimpin pendidikan di masa depan. Program ini memang bagian dari agenda Merdeka Belajar.

Sebagai informasi, Merdeka Belajar sebelumnya telah memiliki empat program yang membahas Ujian Pendidikan dan Zonasi, Kampus Merdeka, Mekanisme Operasional Bos dan program Organisasi Penggerak.

“Terkait arah program Guru Penggerak, Nadiem berkata, akan berfokus pada pedagogi atau seni dalam menjadi seorang guru, serta berpusat pada siswa dan pengembangan holistik.

Pada kesempatan itu, Nadiem menjelaskan, tenaga pendidik dalam Guru Penggerak bukan hanya guru yang baik, tetapi punya kemampuan berinovasi dan mendorong tumbuh kembang murid

“Bukan hanya bertumbuh di kelas, tetapi juga tumbuh secara holistik mengikuti profil Pelajar Pancasila,” katanya.

Adapun pelajar Pancasila sendiri adalah capaian dari program Merdeka belajar yang diidentifikasi menjadi enam profil utama.

“Enam profil utama itu terdiri dari mempunyai rasa bertaqwa kepada Tuhan, kreatif dan adaptif terhadap perubahan, kemampuan gotong royong dan berkolaborasi, mempunyai rasa kebhinekaan, bernalar kritis, dan mandiri,” katanya.

Tak hanya itu, menurut Nadiem, Guru Penggerak juga menjadi coach atau mentor bagi guru lain baik di dalam maupun di luar sekolahnya untuk melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid dan menjadi agen transformasi bagi ekosistem pendidikan.

Lebih lanjut, Nadiem menyampaikan, untuk pelatihan kepemimpinan sekolah baru akan diawali dengan rekrutmen calon Guru Penggerak.

Selanjutnya dilakukan pelatihan Guru Penggerak dengan mengikuti lokakarya pada fase pertama dan pendampingan pada fase kedua.

“Siapkan diri Anda dan siapkan guru-guru terbaik di sekolah Anda untuk bergabung menjadi Guru Penggerak,” pesan Mendikbud.

Guru penggerak berbasis dampak dan bukti
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril menjelaskan, proses pendidikan dan penilaian guru penggerak akan berbasis pada dampak dan bukti.

“Proses belajarnya 70 persen di tempat kerja dan melakukan refleksi, 20 persen belajar dari guru lain, dan 10 persen belajar dari narasumber,” katanya.

Menurut dia, dalam hal ini, proses kepemimpinan sangat penting. Untuk itu, pihaknya berkaca dari berbagai macam studi dan pendekatan andragogi atau pembelajaran orang dewasa.

“Harus lebih fokus kepada on the job learning. Artinya, pembelajaran yang relevan dan kontekstual sehingga memberi dampak sebaik-baiknya,“ imbuh Iwan.

Iwan mengungkapkan, modul pendidikan bagi guru penggerak nantinya akan dibagi menjadi tiga bagian yang dapat dipelajari.

Pertama, Paradigma dan Visi Guru Penggerak dengan materi Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia – Ki Hadjar Dewantara, Nilai-nilai dan Visi Guru Penggerak, dan Membangun Budaya Positif di Sekolah.

“Paket kedua adalah Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid dengan materi pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran Sosial dan Emosional, dan Coaching atau Pelatihan,” tuturnya.

Kemudian, Iwan mengatakan, paket Ketiga adalah Kepemimpinan Pembelajaran dalam Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah.

Ia pun berharap, melalui visi Merdeka Belajar, Guru Penggerak dapat mencetak sebanyak mungkin agen transformasi dalam ekosistem pendidikan yang mampu menghasilkan murid-murid berkompetensi global dan berkarakter Pancasila.

“Mari kita kuatkan kolaborasi untuk anak-anak Indonesia menuju kualitas pendidikan yang semakin baik,” kata dia.

Penulis: Maria Arimbi Haryas Prabawanti
Editor: Mikhael Gewati

©2017 PT. Kompas Cyber Media